0
Tuesday 15 March 2016 - 04:26

Kisah Fiktif Pengadilan AS Atas Tuduhan Iran Soal Serangan Teror 11 September

Story Code : 527620
Obama
Obama
Pengadilan federal New York memerintahkan Iran untuk membayar 10,5 miliar dollar AS atas ganti rugi korban 11 September 2001, serangan teroris setelah Tehran menolak tunduk kepada tuntutan hukum yang menuduh keterlibatan konspirasi dengan al-Qaeda.

Analis politik Timur Tengah, Gareth Porter Porter dalam bincang-bincang dengan Radio Sputnik, Senin malam, 14/03/16, mengatakan, "semuanya terdengar begitu akrab bagi saya, itu adalah hakim yang sama, sama dengan ruang sidang di Manhattan pada tahun 2011, saat hakim menjatuhkan putusan yang memungkinkan hal ini untuk terus diproses, keputusan yang merestui gagasan bahwa Iran bisa diseret ke pengadilan atas dasar khayalan bahwa Tehran terlibat dengan al-Qaeda pada serangan 9/11.

Namun, menurut Porter, klaim bahwa Iran memikul tanggung jawab atas peristiwa 9/11 adalah fiktif belaka, jika tidak disebut bahwa seluruhnya adalah delusional.

"Latar belakang itu benar-benar sebuah kisah sinting dari aktivis anti-Islam, perakit serial, dan kisah Iran dengan peristiwa 9/11, adalah nama artikel saya, dan itu apa yang mau dikatakan," terang Porter.

Menurut penyelidikannya, fakta menunjukkan bahwa kasus itu ditampilkan atas perintah orang-orang dari sayap kanan ekstrim Islamophobia dari spektrum politik.

"Tujuan nyata dari kasus ini diajukan oleh keluarga korban serangan teror 9/11 adalah untuk memenangkan ganti rugi dari mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa 11 September," kata Porter. Namun, ia meragukan alasan sebenarnya di balik kasus ini.

"Sekarang ini ada puluhan kasus yang melibatkan serangan teroris yang dibawa ke pengadilan AS selama bertahun-tahun dengan penilaian standar yang telah dibuat terhadap Iran atas berbagai serangan," terang Porter menjelaskan.

"Tidak ada peluang yang pernah mendapatkan uang untuk keluarga."

Tujuan sebenarnya di balik kasus ini, menurut Porter, adalah "untuk mempromosikan kebenaran sayap mitos politik tentang Iran."

Porter menjelaskan, kurangnya proses adversarial yang tepat, karena Iran tidak akan menyerahkan diri ke pengadilan kanguru, yang berarti saksi tidak tunduk pada pemeriksaan silang, sehingga mereka dapat menyemburkan dan menikmati fantasi sayap kanan.

"Ini adalah pengadilan politik, dorongan yang datang dari orang-orang yang berharap kue tar pemerintah Iran dengan menyatakan bahwa mereka adalah kekuatan di balik atau setidaknya terlibat dalam setiap serangan teroris besar dari 20 tahun terakhir," kata Porter.

Dia berpendapat, pendanaan untuk percobaan ini berasal dari sumber Islamophobia yang sama yang telah melakukan upaya publisitas terhadap Iran, dan sekarang menggunakannya di pengadilan sebagai mimbar gangguan.

Ketika ditanya apa hubungan nyata antara Iran dengan al-Qaeda dan hubungan nyata dengan Amerika Serikat pada peristuwa 9/11, Porter mengakatakan, dalam beberapa tahun terakhir Departemen Keuangan AS telah memutar narasi fiktif bahwa Iran terlibat dalam upaya al-Qaeda waktu peristiwa 9/11.

Pada kenyataannya, bahkan Iran sendiri menawarkan, pada beberapa kesempatan, untuk melacak operator al-Qaeda di Timur Tengah dan, menurut Porter, " Iran memiliki sekelompok operator al-Qaeda dan melakukan penculikan di sepanjang perbatasan Afghanistan dan Iran, dan dipersiapkan untuk bertukar informasi serta melakukan trading dengan para elemen al-Qaeda yang ditangkap. Namun, menurut Porter, pemerintahan Bush, sengaja memberikan punggung tangannya untuk kerjasama apapun dengan Iran, apakah mengenai keterlibatan inteijen bersama atau perdagangan apapun.

Sementara pemerintahan Bush menyebarkan narasi palsu mengenai operator al-Qaeda yang ditangkap oleh Iran dengan menuduh diizinkan untuk melakukan operasi terhadap kepentingan AS, cerita sebenarnya yang justru diubah menjadi sesuatu yang lain sama sekali.

"Ada seorang pejabat al-Qaeda peringkat tinggi yang mengatakan bahwa kebijakan Iran dengan menangkap dan menahan para pejabat al-Qaeda pada dasarnya telah menutup 75% peluang dan usaha mereka di wilayah tersebut, Iran sebenarnya melakukan hal yang sangat sukses terhadap operasi anti-teroris yang manfaatnya untuk Barat," kata Porter.

Pada akhirnya, semua tahu, bahwa Iran-lah yang justru ditekan oleh al-Qaeda dan menawarkan kerja sama dengan pemerintahan Bush. Sedangkan semua tahu bahwa 15 dari 19 pembajak adalah warga negara Arab Saudi dengan mayoritas dana untuk entitas teroris berasal dari kerajaan Saudi.

Namun, posisi kebijakan AS selama dekade terakhir, melihat Iran sebagai musuh utama, sementara AS merangkul Arab Saudi sebagai sekutu setia. [IT/Onh/Ass]













Comment