0
Tuesday 12 June 2018 - 00:40
Indonesia - Zionis Israel:

5 SARAN DARI JELATA UNTUK GUS YAHYA

Story Code : 731072
Yahya Staquf dan Israel.jpeg
Yahya Staquf dan Israel.jpeg
Mungkin kita tidak selayaknya membandingkan seorang ulama dengan Lionel Messi dkk Argentina-nya yang menolak bertanding dengan Israel, atau imuwan Stephen Hawking yang memboikot Israel secara akademis dan menolak menghadiri undangan Konferensi yang diberikan Presiden Israel.

Apalagi membandingkan Indonesia dengan Iran, jelas saya tidak berani. Indonesia memang belum setegas Iran dalam sikap terhadap Israel. Pemerintah Iran secara tegas mengharamkan para pemegang paspor Iran untuk mengunjungi Israel dengan alasan apapun. Jangankan untuk mengunjungi Israel, untuk menyebut kata 'Israel' saja mereka tidak sudi. Di dalam cover belakang paspor Iran tertulis peringatan "The holder of this passport is not entitled to travel to occupied Palestine" (Pemegang paspor ini tidak diizinkan untuk bepergian ke wilayah Palestina yang diduduki). Dibanding menyebut nama 'Israel', Iran lebih memilih diksi 'Occupied Palestine' (Palestina yang diduduki).

Inilah ketegasan tanpa tapi. Jangankan untuk membuka hubungan Diplomatik seperti yang dilakukan Turki, Jordania atau Mesir, untuk mengakui eksistensi Israel saja negara para mullah ini tak sudi. Pemimpin besar mereka Ayatullah Sayyid Ali Khamenei sudah berpidato di hadapan pendukungnya bahwa rezim Zionis ini akan musnah tidak lebih dari 25 tahun lagi. Apa ini guyon atau hanya perang urat syaraf?

Saya rasa tidak, Iran sudah mengumpulkan kekuatan militer (termasuk proksi) di negara-negara yang berbatasan langsung dengan Israel seperti Suriah, Lebanon dan Palestina. Iran sudah menempatkan misil-misil serta armada militernya di Suriah yang berbatasan langsung dengan Israel. 55 misil 'pemanasan' sudah ditembakkan ke titik-titik militer Israel di Golan.

Di hari Al-Quds kemarin, Wakil Komandan Umum pasukan elit Garda Republik Islam Iran (IRGC) Brigjen Hossein Salami memastikan 100.000 rudal sudah disiapkan di Lebanon untuk menghujani Israel jika waktunya tiba. Proksi-proksi pun sudah dimiliki Iran, mulai dari Hizbullah di Libanon yang pernah mengalahkan Israel pada perang 33 hari di Libanon Selatan (2006), hingga faksi-faksi pejuang Palestina yang rutin menerima suplai bantuan logistik dan militer seperti PFLP, Jihad Islam Palestina, dan Hamas (walau yang ini agak oportunis), dan Fatah yang kata pemimpin besar Iran juga wajib dipersenjatai di Tepi Barat. Tak banyak orang tahu bahwa Israel terlihat panik ketika media-media mereka seperti Jerusalem Post, Israel Hayom, ynetnews, dan Times of Israel memberitakan bahwa Iran sudah mempersiapkan 80.000 militan di Suriah saja.

So what? Saya belum menyarankan Indonesia untuk seperti ini. Saya bahkan tidak menyarankan Indonesia untuk terlibat konfrontasi militer langsung dengan Israel. Tidak menjalin hubungan Diplomatik dan tak mengakui eksistensi agresor semacam Israel saja Indonesia sudah layak diapresiasi.

Belum lagi di KTT OKI, baru Presiden kita yang ini yang berani memunculkan seruan boikot produk Israel dan menampar wajah Turki, Mesir dan Jordania untuk meninjau kembali hubungan diplomatik mereka dengan Israel (sebelumnya pesan yang sama disampaikan Bashar al Assad di Liga Arab dan tahu kan apa yang terjadi padanya?). Jangan lupakan fakta bahwa Indonesia tidak mengundang Israel pada Asian Games 1962, hingga Indonesia harus menerima hukuman ditangguhkan di Olimpiade musim panas di Tokyo 1964 oleh KOI. Indonesia lalu membuat Olimpiade tandingan bernama Ganefo. Indonesia sudah merasakan pahitnya ketegasan menentang Zionisme.

Ok masuk ke point inti, ada yang bertanya bagaimana pendapat saya tentang Katib Aam PBNU KH. Yahya Cholil Staquf yang diundang Israel untuk menyampaikan kuliah di konferensi AJC di Tel Aviv?

Saya jawab, apalah urusan saya yang jelata ini dengan beliau? Beliau tidak butuh jawaban saya, tapi saya tetap berhak menyampaikan pandangan. Perlu dicatat, memenuhi undangan suatu entitas berarti mengakui keberadaannya. Terlepas dari dalih bahwa beliau diundang kesana untuk menyampaikan kuliah tentang kemanusiaan, perdamaian dll maka cermati siapa si pengundang? Misi mereka apa? Niat baik saja tidak cukup jika dengan begitu lugunya niat baik justru dimanfaatkan oleh lawan.

Jangan bersikap seakan tidak kenal Israel dan penjajahannya atas Palestina sejak 1948. Bung Karno bapak bangsa ini pernah berkata "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan pada orang-orang Palestina, selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel".

Lalu setelah 70 tahun menjajah, sejak kapan Israel tiba-tiba berniat mengundang orang untuk menceramahinya soal Palestina? Hanya untuk mengajarinya bahwa yang terjadi di sana bukan konflik agama, suku dll? Tidak! Israel tahu persis itu dari awal dan tidak butuh orang Indonesia hanya untuk menjelaskan ini.

Ini adalah siasat! Demo puluhan juta muslim di hari Al Quds saja mereka bergeming, mustahil tiba-tiba tunduk sadar atas kuliah seorang asing yang notabene acaranya saja mereka yang rancang. Sudah jelas konferensi Ini untuk memframing posisi mereka secara diplomatis, jika tokoh besar NU saja hadir, artinya mereka punya pengakuan dari ormas Islam terbesar dunia. Buyar semua demo puluhan juta muslim hanya oleh sebuah kunjungan tokoh muslim. Ini 'counter diplomacy' dari mereka pasca demo besar-besaran Al Quds kemarin.

Alasan diundang Israel untuk menguliahi pengundang tentang hak-hak Palestina adalah (maaf) dalih konyol. NU seharusnya bisa membaca bahwa Israel sedang cari muka di dunia Islam dan jangan sampai kita malah memberinya tempat. KH. Yahya Cholil Staquf wajib menolak.

Tolakan adalah jawaban yg lebih keras daripada menguliahi. Jika blunder ini dilakukan, saya hanya akan bilang bahwa sang pelaku blunder yang membuat orang mengumpat NU adalah oknum yang mengatasnamakan pribadi. Hanya itu yang bisa saya katakan.

Kalau tetap bersikeras memenuhi undangan Israel, maka biarkan jelata ini menyampaikan 5 saran:

1. Meminta izin terlebih dahulu pada otoritas Palestina (dalam hal ini Kedubes Palestina) untuk mengunjungi wilayah pendudukan tsb, karena bagaimanapun wilayah itu adalah wilayah Palestina yang diduduki. Perampasan selama puluhan tahun takkan mengubah status kepemilikan wilayah.

2. Jika sudah mendapat izin, maka tak cukup hanya bicara soal kata-kata manis tentang kemanusiaan, perdamaian dll. Minta dengan tegas pada Israel untuk mengembalikan Yerusalem, Haifa, Ashkelon, Ashdod, Nazaret, Tiberias bahkan Tel Aviv kepada pemilik sahnya yaitu Palestina. Dan minta puluhan juta pengungsi Palestina untuk dikembalikan ke tanah airnya yang bernama Palestina. Jika tidak, maka ungkapan perdamaian tanpa keadilan hanya sekedar pengharum ruangan di meja perkumpulan para agresor.

3. Jangan makan dan minum dari apapun yang diberikan pengundang. Kalau perlu bawa makanan sendiri dari Indonesia. Makanan yang anda makan adalah makanan curian hasil dari tanah curian milik bangsa Palestina, minuman yang anda minum dicuri dari air milik bangsa Palestina, sementara pemilik sahnya mengungsi di tengah lapar dan dahaga. Tunjukkan bahwa anda memang punya solidaritas pada Palestina.

4. Sampaikan kepada dunia dan pada pers Israel bahwa NU tidak pernah dan tidak akan pernah mengakui eksistensi Israel, dan kunjungan ini bukan untuk itu apalagi untuk menjalin kerjasama. Kunjungan ini hanya untuk memberi peringatan pada Israel tentang hak-hak Palestina. Tidak akan ada perdamaian dan kemanusiaan tanpa keadilan dan pengembalian hak.

5. Sampaikan pada Israel bahwa yang terjadi bukan konflik agama dan konflik ras, bukan pula karena sikap Anti-Semit Palestina. Bahkan ini sama sekali bukan konflik, melainkan genosida, penjajahan, perampasan dan pengusiran oleh sebuah entitas asing yang dibacking kekuatan super power dunia terhadap suatu bangsa berdaulat.

Isu perdamaian dan kemanusiaan bukan hanya pemanis di bibir di ruang-ruang Konferensi ber-AC. Membicarakan perdamaian di meja-meja makan kelompok yang selama 70 tahun merampas dan membunuh anak-anak anda adalah kepalsuan. Jika beliau bersedia memenuhi 5 saran ini, maka saya akan jadi pembela beliau di saat orang-orang mencelanya. Jika tidak, maka dengan berat hati saya hanya bisa menganggapnya sebagai oknum pribadi demi menyelamatkan citra NU.[IT/r/Zainul Muttaqin]
Comment