0
4
Komentar
Saturday 9 August 2014 - 11:57
Gerakan Takfiri Global

Asia Tenggara Pemasok Utama Takfiri ISIS?

Story Code : 403797
Takfiri ISIS (nonstop-online)
Takfiri ISIS (nonstop-online)

Pemerintah Asia Tenggara dengan populasi Muslim besar kuatir bahwa kawanan teroris Negara Islam Irak dan Syam, yang lebih dikenal dengan inisial ISIS, atau rivalnya, Jabhah al-Nusrah, merekrut kawula muda untuk ikut berperang dan menggalang dana di seluruh wilayah.

"Pada dasarnya kami sudah tahu mereka pergi ke Suriah sejak akhir 2012," kata Sidney Jones, direktur Institute for Policy Analysis of Conflict yang berbasis di Jakarta dan pakar terkenal tentang Islam radikal di Asia Tenggara. "Sebagian besar tujuan mereka adalah memberikan bantuan kemanusiaan, namun kemudian bermetamorfosis menjadi bergabung dalam pertempuran. Warga Asia telah pergi ke kamp-kamp utama, untuk bertempur di Suriah dan Irak."

Di Indonesia, Malaysia, dan pada tingkat lebih rendah, Filipina, pelbagai jaringan tumbuh yang melibatkan puluhan, bahkan ratusan orang, yang mendukung ISIS dengan menggalang dana dan bersumpah setia, kata Jones. Namun, sejauh ini, jumlah mereka yang pergi ke medan perang tetap kecil.

Kendati begitu, pemerintah berupaya memblokir jejaring sosial yang mendesak kaum muda untuk bergabung dan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan berkecambahnya ISIS. Malaysia secara aktif menggunakan Securities and Special Measures Act, aturan pengganti Internal Security Act, untuk menangkap dan menahan calon teroris. Pada bulan April dan Mei, para pejabat menangkap 11 orang yang dituduh menggalang dana untuk ISIS.

Menurut pihak pemerintah, kemungkinan 100 hingga 150 "jihadis" muda telah bertolak ke Suriah atau Irak dari Indonesia sejak upaya menggulingkan rezim Bashar al-Assad di Damaskus dimulai; kendati mereka hanya mengantongi 56 nama. Ada pula 30 sampai 50 "jihadis" asal Malaysia, kata Jones.

Jumlah itu jauh dari 11 hingga 12 ribu "jihadis" yang berkerumun di sana, yang dipercaya berasal dari Eropa dan Australia. Warga Asia Tenggara umumnya tidak dapat berbahasa Arab, yang menciptakan hambatan bahasa; sementara warga Australia dan Eropa cenderung berasal dari keluarga Arab ekspatriat. Kaum muda juga cenderung menemukan dirinya lebih terisolasi dan terasing dalam masyarakat Barat seperti di Asia, di mana mereka lebih terhubung dengan keluarga dan komunitasnya.

Sebuah kisah yang di muat Straits Times Singapura menyebutkan jumlah warga Malaysia di Suriah berkisar 100 orang. Perwakilan tetap Suriah untuk PBB melaporkan pada bulan Juni bahwa 15 orang di antaranya tewas di Suriah setelah bergabung dalam barisan "jihadis". Namun itu tidak dapat dikonfirmasi dan dianggap berlebihan; Pemerintah Malaysia sendiri belum dapat menemukan satu pun nama mereka.

"Terlepas dari apa yang kita lihat di beberapa sudut media lokal, tampaknya tidak ada eksodus Muslim Filipina meninggalkan tanah airnya untuk ikut bergabung dengan ISIS di luar Filipina," kata Matt Williams dari Pacific Strategies & Assessments di Manila . "Abu Sayyaf, yang pernah memelihara hubungan dengan al-Qaeda, kini secara jahat termotivasi dan tidak memiliki ideologi fanatik yang mendorong organisasi seperti JI [Jamaah Islamiyah] atau ISIS. Perhatian lebih besar adalah bahwa gelombang baru kesuksesan ISIS dapat memicu pembaruan semangat ideologis pada generasi mendatang anggota Abu Sayyaf dan kembali ke agenda terorisme. Saat ini, ekstremisme Wahhabi di Filipina berkenaan dengan perang antar klan, pemberontakan, dan upaya kriminal yang bertentangan dengan terorisme global."

Malaysia tersentak pada 26 Mei, saat eks buruh pabrik berusia 26 tahun, Ahmad Tarmimi Maliki, mengendarai sebuah SUV yang membawa berton-ton bahan peledak ke markas senjata khusus Irak dan tim serbu di Provinsi al-Anbar, yang membunuh dirinya berikut 25 prajurit Irak. ISIS, dengan perhatian yang seksama untuk melanjutkan eksploitasinya melalui jejring sosial, menampilkan fotonya di website resmi dengan judul "Mujahidin Malaysia Syahid Dalam Operasi Kesyahidan".

Kematian pertama warga Indonesia tercatat pada bulan November tahun lalu, saat pasukan pemberontak Suriah dari Brigade al-Izz mengatakan Riza Fardi, lulusan 2006 sekolah Islam yang dipimpin pembesar ekstrimis Wahhabi Indonesia dan dihukum karena kasus terorisme Abu Bakar Bashir, ditembak dan dibunuh pasukan Suriah. Seperti Ahmad Tarmimi, ia sejak itu disebut (secara serampangan menurut pemahaman cetek Wahhabisme) "syahid" dan tubuh berdarahnya ditampilkan di jejaring sosial.

Abu Bakar Bashir sendiri menjadi berita utama minggu ini di Indonesia karena berjanji setia pada ISIS dari balik penjara, di mana ia seharusnya tidak dapat melakukan kegiatan politik.

Pertengahan Juli lalu, The Jakarta Globe melaporkan bahwa warga Indonesia yang bergabung dalam pertempuran di Timur Tengah, sejak kepulangannya, telah membuka cabang ISIS di Jakarta dan Nusa Tenggara Barat. Pemerintah Indonesia telah melakukan kampanye tanpa pandang bulu dan sebagian besarnya efektif untuk membersihkan kawanan Wahhabi kejam itu selama bertahun-tahun, membunuh banyak dari mereka dan aparat keamanan terus waspada terhadap kebangkitan apapun.

Kendati demikian, seperti Tarmimi dan Reza Farmi, Jones mengatakan, ISIS telah menunjukkan ketangkasan yang langka dalam urusan jejaring sosial untuk menggalang dana dan merekrut anggota baru. Warga Indonesia merespon dengan berupaya memblokir video YouTube yang menampilkan seruan pada kaum Muslim setempat untuk bergabung (dengan ISIS) dan mengancam untuk menjadikan siapa saja yang berbaiat kepada ISIS sebagai bukan lagi warga negaranya dengan menangguhkan paspor mereka. Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan awal pekan ini bahwa video itu diunggah akhir bulan lalu.

Senin kemarin (4/8), Indonesia secara resmi melarang ISIS, seraya mengatakan bahwa itu memuat potensi ancaman bagi negara. "Setiap upaya mempromosikan ISIS harus dicegah," kata menkopolkam Djoko Suyanto. "Indonesia tidak boleh menjadi tempat bagi penyebaran [ideologi itu]."

Akar Wahhabisme dari ISIS meningkatkan kekuatiran lebih lanjut terhadap para "jihadis" yang kembali dari Timur Tengah, kata Jones. Minorotas Syiah di Indonesia dan Malaysia telah menghadapi serangan resmi dan non-resmi serta represi, dan provokasi Wahhabi radikal dapat mengakselerasi persoalan ini.

"Sejauh ini," kata Jones, "kami tidak memiliki bukti bahwa komando pusat ISIS menyediakan dana atau pelatihan di seluruh Asia Tenggara, namun perhatian sebenarnya adalah bahwa hal itu bisa segera terjadi. Terdapat diskusi terus-menerus di jejaring sosial tentang kedatangan personil ISIS ke Indonesia, tapi kami belum melihat apapun." (IT/AS/rj)
Comment


Australia
Bagaimana dengan indonesia dalam kontak hubunganya .seperti anda ketahui bahwa isis pasti ada negara negara co sponsor yang mendanai dan mendukung isis? Arab saudi ,qatar dan amerika serikat terbukti mendanai dan mendukung para teroris ini di suriah .bahkan inggris .australia .turki juga .telah memasok persenjataan cangih kepada mereka di perbatasan suriah - turki .
tamparan _setan pada wajah mereka
United States
Haaalaah si jones obral congor berlagak ahli soal _setan ISIS nie..ISIS tuh belum seberapa sadis..paling banter para mujahindun2 tuh dgn aksi mutilasi klo jd kanibal cuma makan hati mayat doang n 1 pelakunya..nie orang indo yang kanibal lebih banyak..tau lu jones?hebatkan?mau lu di makan oleh sumanto?gw xport ke negeri lu ya _setan2 indo kanibalis...heh..
United States
Pengalihan issu dari ulah _setan2 zionist yahudi licik rakus keji najis haram jadah yang lagi membumi hanguskan gaza beserta penduduknya yg tertindas terpenjara oleh para saudaranya si _setan2 indo perusak rakus tamak pemadatan munafik najis..yaa namanya jg sesama _setan tdk saling bermusuhan tp saling berbagi hasil jarahanlah.