0
Wednesday 6 September 2023 - 03:19
Niger - Prancis:

Perdana Menteri Niger: Kontak Sedang Dilakukan untuk Penarikan 'Sangat Cepat' Pasukan Prancis 

Story Code : 1080163
Perdana Menteri Niger: Kontak Sedang Dilakukan untuk Penarikan
Ali Mahaman Lamine Zeine membuat pernyataan pada konferensi pers pada hari Senin (4/9), mengatakan “kontak yang sedang berlangsung harus memungkinkan penarikan yang sangat cepat” pasukan Prancis dari negara Afrika Barat, di mana sekitar 1.500 tentara Prancis berada di sana.

Namun perdana menteri mengatakan "Niger ingin mempertahankan kerja sama dengan negara yang telah berbagi banyak hal dengan kita."

Hubungan antara Niamey dan Paris mengalami kemerosotan serius sejak kudeta militer pada 26 Juli menggulingkan pemerintahan mantan presiden Niger yang pro-Barat, Mohamed Bazoum.

Pada tanggal 3 Agustus, penguasa baru Niger mengumumkan pembatalan perjanjian militer dengan Perancis. Sejak saat itu, warga Niger melakukan demonstrasi setiap hari di depan pangkalan militer yang menampung pasukan Prancis di ibu kota, mengancam akan menyerbu fasilitas tersebut jika pasukan Prancis menolak untuk pergi.

Perdana Menteri mencatat bahwa sebagai akibat dari penolakan perjanjian tersebut, pasukan Perancis di Niger kini berada "dalam posisi ilegal."

Para pemimpin militer Niger juga mengusir duta besar Perancis Sylvain Itte pada akhir Agustus setelah mencabut kekebalan diplomatiknya. Mereka memberi Itte waktu 48 jam untuk pergi, dengan mengatakan kehadirannya merupakan ancaman terhadap ketertiban umum dan menuduh Prancis ikut campur dalam urusan dalam negeri negara tersebut.

Merujuk pada perselisihan mengenai duta besar Perancis, Zeine mengatakan utusan tersebut telah menunjukkan "sikap menghina" dengan menolak bertemu dengan pemerintah baru Niger pada tanggal 25 Agustus.

"Niger berharap bisa mencapai kesepakatan dengan ECOWAS"

Di tempat lain dalam sambutannya, perdana menteri Niger yang baru mengatakan negaranya berharap untuk mencapai kesepakatan dengan Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat, ECOWAS, yang mengancam akan menyerang Niger secara militer untuk memulihkan Bazoum dan menjatuhkan sanksi terhadap negara tersebut.

“Kami belum menghentikan kontak dengan ECOWAS, kami terus melanjutkan kontak. Kami memiliki harapan besar untuk mencapai kesepakatan dalam beberapa hari mendatang,” kata Zeine.

Meskipun Niamey tidak mengesampingkan dialog dengan blok Afrika Barat, pihaknya memperingatkan bahwa pihaknya siap membela diri jika terjadi intervensi militer.

Menyinggung ancaman militer ECOWAS, perdana menteri mengatakan, “Kami bersiap untuk diserang kapan saja. Segala persiapan telah dilakukan. Ini akan menjadi perang yang tidak adil. Kami bertekad untuk membela diri jika ada serangan.”[IT/r]
Comment