0
Monday 30 October 2023 - 15:20
Pakistan dan Gejolak Palestina:

Ribuan Warga Pakistan untuk Memprotes Pemboman Israel di Gaza

Story Code : 1092120
Pakistani in a rally to show solidarity with Palestinian people, in Islamabad, Pakistan
Pakistani in a rally to show solidarity with Palestinian people, in Islamabad, Pakistan
Laporan media lokal mengatakan Jamaat-e-Islami, partai politik-agama utama Pakistan, telah melancarkan demonstrasi pada hari Minggu (29/10) dari persimpangan Abpara yang terkenal di Islamabad hingga kedutaan besar AS di kawasan diplomatik dengan keamanan tinggi.

Para pendukung, termasuk perempuan dan anak-anak, berbaris beberapa kilometer untuk mencapai tempat yang disepakati. Mereka membentangkan spanduk dan poster berisi slogan-slogan yang menentang Zionis Israel dan Amerika Serikat serta mendukung Palestina.

Para demonstran yang marah meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika dan menuduh AS “mendukung agresor.”

Ribuan orang berkumpul di Islamabad, Pakistan untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina dan mengecam genosida Israel di Gaza.#WeAreAllGaza #GazaGenocide pic.twitter.com/LZOrBXvctA
— Palestine Highlights (@PalHighlight) 29 Oktober 2023

Siraj ul Haq, yang menjabat sebagai ketua Jamaat-e-Islami, mendesak para pemimpin negara-negara Muslim di seluruh dunia untuk bangkit demi Gaza, dan “mengandalkan Allah daripada tetap menjadi budak Amerika”.

“Mengirimkan obat-obatan dan barang bantuan saja tidaklah cukup, juga bukan satu-satunya tugas dunia, khususnya para penguasa Muslim, namun untuk tetap berada di tangan agresor adalah tugas dunia yang sebenarnya,” kata Haq.

Jamaat-e-Islami akan terus menyuarakan suara kolektifnya untuk rakyat Palestina sampai mereka membebaskan tanah mereka, katanya.

Sementara itu, Kedutaan Besar AS mengeluarkan imbauan bagi warga Amerika yang tinggal di Islamabad dan sekitarnya untuk membatasi perjalanan yang tidak perlu pada hari Minggu (29/10).

Laporan ini menyarankan warga AS untuk menghindari pertemuan publik dalam jumlah besar, berhati-hati jika mereka tiba-tiba berada di sekitar pertemuan besar atau demonstrasi, dan meninjau rencana keamanan pribadi.

Partai keagamaan lainnya, Jamiat Ulema Islam, mengadakan unjuk rasa besar-besaran pada hari Minggu di kota barat daya Quetta, di mana pemimpinnya Maulana Fazlur Rehman menyatakan solidaritas dan dukungannya terhadap warga Gaza.

Aktivis mengadakan demonstrasi anti-Israel secara global

Sementara itu, demonstrasi pro-Palestina telah diadakan di seluruh dunia pada hari Minggu untuk menuntut diakhirinya kekejaman Zionis Israel di Gaza.

Di kota Sydney di Australia, dan di New York di AS, para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-Zionis Israel dan mengutuk kebrutalan rezim terhadap warga Gaza.

Selain itu, puluhan ribu orang berbaris di jalan-jalan ibu kota Inggris, London, pada hari Sabtu untuk menyerukan penghentian pembantaian Zionis Israel.

Di kota Istanbul, Turki, ratusan ribu orang mengadakan demonstrasi pada hari Sabtu untuk mengecam serangan rezim tersebut.

Mereka juga mendesak Presiden Recep Tayyeb Erdogan untuk memutus hubungan diplomatik dengan rezim Zionis Israel.

Beberapa kota lain di dunia, termasuk di Tepi Barat yang diduduki, juga menjadi lokasi protes serupa akhir-akhir ini.

Demonstrasi ini terjadi ketika perang Zionis Israel di Jalur Gaza memasuki hari ke-23 pada hari Minggu. Zionis Israel menggempur wilayah yang terkepung dari darat, laut dan udara ketika pertempuran sedang berlangsung antara kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza dan pasukan rezim.

Dalam pemboman terbarunya, Zionis Israel menyerang daerah sekitar Rumah Sakit al-Quds di Gaza yang menampung sekitar 14.000 orang.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka menerima ancaman serius untuk segera mengevakuasi rumah sakit.

Zionis Israel mengatakan awal pekan ini bahwa pasukan daratnya bertempur di dalam Gaza.

Warga Gaza memanfaatkan air laut untuk bertahan hidup

Warga Palestina di Gaza dilaporkan menggunakan air laut untuk bertahan hidup karena Zionis Israel sangat membatasi pasokan air ke wilayah tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza telah mendesak komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghentikan serangan terhadap infrastruktur kesehatan di wilayah tersebut.

Kementerian mengatakan operasional rumah sakit sangat terhambat oleh kehadiran ribuan pengungsi yang berlindung di fasilitas tersebut.

Meski menghadapi situasi kemanusiaan yang mengerikan, warga Palestina yang tinggal di Gaza menolak meninggalkan rumah mereka.

Pemboman Zionis Israel yang tiada henti di Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober, ketika gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan operasi terbesarnya melawan penjajah selama bertahun-tahun.

Operasi Badai al-Aqsa yang mengejutkan terjadi sebagai tanggapan atas kejahatan rezim yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.

Lebih dari 8.000 warga Palestina sejauh ini telah terbunuh dalam kampanye militer brutal Zionis Israel terhadap Gaza dan 70% dari korban jiwa tersebut adalah perempuan, anak-anak dan orang tua, menurut angka yang dikeluarkan oleh pejabat kesehatan di wilayah tersebut.[IT/r]
 
Comment