0
Tuesday 23 January 2024 - 02:08
Saudi Arabia - Zionis Israel:

Saudi Arabia Mengungkapkan Persyaratan Baru untuk ‘Normalisasi’ Hubungan Israel

Story Code : 1110890
Saudi Foreign Minister Prince Faisal bin Farhan
Saudi Foreign Minister Prince Faisal bin Farhan
Serangan IDF terhadap warga sipil Gaza tidak diperlukan dan tidak dapat diterima, kata menteri luar negeri Saudi

Kedua negara besar di kawasan ini tidak pernah menjalin hubungan diplomatik, dan Riyadh menolak mengakui negara Yahudi sebagai sebuah negara. Tahun lalu, para pejabat Saudi dan Zionis Israel mengadakan pembicaraan mengenai potensi normalisasi hubungan bilateral di bawah mediasi AS. Namun, serangan kelompok bersenjata Palestina Hamas ke Zionis Israel pada tanggal 7 Oktober dan operasi IDF berikutnya di Gaza dilaporkan membuat proses tersebut tertunda.

Selama wawancara dengan CNN, yang disiarkan pada hari Minggu (21/1), bin Farhan ditanya apakah ada hubungan yang normal antara Arab Saudi dan Zionis Israel tanpa jalan yang kredibel dan tidak dapat diubah menuju negara Palestina.

“Itulah satu-satunya cara agar kita bisa mendapatkan manfaatnya. Jadi ya, karena kita membutuhkan stabilitas dan hanya stabilitas yang bisa dicapai melalui penyelesaian masalah Palestina,” jawabnya.

Diplomat utama Saudi mengutuk serangan Zionis Israel di Gaza, dengan mengatakan bahwa Riyadh fokus untuk memastikan pertumpahan darah berakhir.

“Apa yang kami lihat adalah Zionis Israel menghancurkan Gaza, penduduk sipil di Gaza. Ini sama sekali tidak perlu, sama sekali tidak bisa diterima dan harus dihentikan,” kata bin Farhan.

Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas akibat operasi militer Zionis Israel di wilayah kantong Palestina mencapai 25.105 orang, dan 62.681 lainnya luka-luka. PBB mengatakan bulan lalu bahwa 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi internal, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur.

Serangan Hamas ke Zionis Israel tahun lalu menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 240 lainnya disandera. Lebih dari separuhnya masih ditahan.

CNN merekam wawancaranya dengan bin Farhan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos pekan lalu. Selama acara di Pegunungan Alpen Swiss, diplomat Saudi juga mengatakan Riyadh “pasti” akan mengakui Zionis Israel sebagai bagian dari perjanjian yang mencakup solusi dua negara antara Zionis Israel dan Palestina.

Pada hari Kamis, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengesampingkan kemungkinan negara Palestina yang berdaulat, dengan mengatakan bahwa “Zionis Israel harus mempertahankan kontrol keamanan atas seluruh wilayah sebelah barat Sungai Yordan.” Negara ini tidak akan puas dengan apa pun, kecuali “kemenangan mutlak” di Gaza, tegasnya.[IT/r]
Comment