0
Friday 26 January 2024 - 01:07
Qatar - Zionis Israel:

Qatar Terkejut dengan Kritik PM “Israel” terhadap Upaya Mediasinya dalam Perang Gaza

Story Code : 1111582
Majed al-Ansari, Qatar
Majed al-Ansari, Qatar's Foreign Ministry spokesperson
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah postingan di X pada hari Kamis (25/1), setelah rekaman yang bocor menunjukkan Netanyahu menyebut negara Teluk itu “bermasalah”.

“Kami terkejut dengan dugaan pernyataan yang dikaitkan dengan Perdana Menteri Zionis ‘Israel’ dalam berbagai pemberitaan media tentang peran mediasi Qatar,” kata Ansari.

“Jika pernyataan yang dilaporkan itu benar, PM Zionis ‘Israel’ hanya akan menghalangi dan melemahkan proses mediasi, dengan alasan yang tampaknya menguntungkan karir politiknya dibandingkan memprioritaskan penyelamatan nyawa tak berdosa, termasuk sandera Zionis ‘Israel’,” katanya menambahkan.

Juru bicara Qatar lebih lanjut menyatakan harapan bahwa Netanyahu memutuskan untuk “beroperasi dengan itikad baik dan berkonsentrasi” pada pembebasan para tawanan, “daripada memikirkan hubungan strategis Qatar dengan Amerika Serikat.”

Dalam bocoran rekaman pertemuan dengan keluarga tawanan yang disiarkan di saluran berita Zionis "Israel" 12 pada hari Selasa (23/1), Netanyahu menyebut Qatar "bermasalah".

"Anda belum pernah melihat saya berterima kasih kepada Qatar, pernahkah Anda menyadarinya? Saya belum berterima kasih kepada Qatar. Mengapa? Karena Qatar, bagi saya, pada dasarnya tidak berbeda dengan PBB, dengan Palang Merah, dan dalam beberapa hal bahkan lebih bermasalah,” kata Netanyahu.

Namun, tambahnya, ia bersedia menggunakan mediator apa pun yang bisa membantu membawa pulang para tawanan tersebut.

Perdana Menteri Zionis “Israel” lebih lanjut menuduh Qatar mendanai gerakan perlawanan Palestina Hamas, dan menambahkan bahwa dia “sangat marah kepada Amerika” karena memperbarui kesepakatan untuk memperluas kehadiran militer AS di sebuah pangkalan di negara Teluk tersebut.

Qatar memainkan peran penting dalam upaya mediasi dan membantu mengamankan gencatan senjata selama seminggu di Gaza yang berakhir pada tanggal 1 Desember dan memungkinkan kelompok perlawanan Palestina dan rezim Zionis “Israel” untuk bertukar tawanan dan tahanan sambil memungkinkan organisasi internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan. ke bagian pantai.

Entitas Zionis “Israel” mengobarkan perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melakukan Operasi Banjir Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap entitas pendudukan sebagai tanggapan atas kekejaman rezim Zionis “Israel” terhadap warga Palestina.

Sejak dimulainya agresi, entitas apartheid Zionis “Israel” telah membunuh lebih dari 25.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.[IT/r]
Comment