0
Wednesday 8 May 2024 - 01:22
Zionis Israel vs Palestina:

Pasukan Israel Sepenuhnya Menguasai Penyeberangan Rafah Ketika Tank-tank Berdatangan Setelah Pemboman Besar-besaran

Story Code : 1133474
Smoke billowing following bombardment east of Rafah in the southern Gaza Strip
Smoke billowing following bombardment east of Rafah in the southern Gaza Strip
Tank-tank Zionis Israel mengambil alih penyeberangan setelah maju pada malam hari menyusul pemboman besar-besaran terhadap daerah pemukiman.

Militer mengatakan penyeberangan tersebut kini terputus dari jalan Salah a-Din di Rafah timur, yang sebelumnya telah direbut.

Tel Aviv mengatakan pihaknya akan melanjutkan operasinya di Rafah bahkan setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas menyatakan telah menyetujui proposal gencatan senjata di Gaza yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir.

Sebelumnya, pesawat militer Israel membom Rafah disertai serangan darat tak lama setelah Hamas mengatakan pihaknya menerima proposal gencatan senjata di Gaza.

Gerakan perlawanan Palestina Hamas menyatakan telah menyetujui proposal gencatan senjata di Gaza.

Seorang jurnalis Palestina melaporkan adanya suar di langit malam, sementara penduduk setempat mengatakan puluhan pesawat pengintai terbang di atasnya.

Kantor berita resmi Palestina Wafa dan media Mesir mengatakan kendaraan militer Israel maju menuju persimpangan Rafah sisi Palestina dengan Mesir, serta persimpangan Karem Shalom dengan wilayah pendudukan Zionis Israel.

Seorang pejabat keamanan Palestina dan otoritas Mesir mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa tank-tank Israel telah memasuki Rafah, mencapai jarak 200 meter dari perbatasan Rafah dengan negara tetangga Mesir.

Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan “serangan yang ditargetkan” terhadap Hamas di Rafah timur.

Kantor Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan, “Zionis Israel melanjutkan operasi di Rafah untuk memberikan tekanan militer terhadap Hamas” guna mempercepat pembebasan tawanan dan apa yang disebutnya “tujuan lain perang.”

Sementara itu, mereka menggambarkan usulan gencatan senjata sebagai “jauh dari tuntutan penting Zionis Israel,” namun menambahkan bahwa mereka akan mengirimkan perunding untuk melakukan pembicaraan “untuk memanfaatkan potensi mencapai kesepakatan.”

Serangan militer di Rafah terjadi menjelang pembicaraan di Mesir pada hari Selasa (7/5) yang bertujuan untuk menyetujui proposal gencatan senjata yang diterima oleh Hamas, yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir.

Berdasarkan salinan proposal tersebut, akan ada tiga fase untuk mengakhiri serangan gencar Israel terhadap Gaza.

Fase pertama menyerukan penarikan penuh pasukan Israel dari koridor Netzarim dan pemulangan warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka. Fase kedua melibatkan pengumuman penghentian permanen operasi militer. Pada fase terakhir, blokade Jalur Gaza akan diakhiri sepenuhnya.

Sebagai imbalannya, Zionis Israel akan diminta untuk membebaskan tahanan Palestina dalam jumlah yang tidak ditentukan, menarik pasukannya dari wilayah tertentu di Jalur Gaza, dan mengizinkan warga Palestina melakukan perjalanan dari selatan pantai ke utara.

Sekitar 1,5 juta warga Palestina berlindung di Rafah, yang pernah ditetapkan sebagai “zona aman” oleh militer Israel. Warga Palestina kini berjuang untuk mengevakuasi kota tersebut, setelah militer Zionis Israel menjatuhkan selebaran yang memerintahkan mereka untuk pergi karena rencana serangan besar-besaran terhadap kota tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa invasi darat ke Rafah “tidak dapat ditoleransi” dan meminta Israel dan Hamas “untuk bekerja lebih keras” untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

“Ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan, dan invasi darat di Rafah tidak dapat ditoleransi karena dampak kemanusiaannya yang sangat buruk, dan karena dampaknya yang mengganggu stabilitas di kawasan,” kata Guterres kepada wartawan pada hari Senin menjelang pertemuan dengan Presiden Italia Sergio. Mattarella di New York.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi juga memperingatkan bahwa Zionis Israel “membahayakan perjanjian dengan mengebom Rafah.”[IT/r]
Comment