JP: ‘Israel’ Bertekuk Lutut, Bibi Menyeretnya ke dalam Ancaman Eksistensial

Menurut harian tersebut “Untuk pertama kalinya, musuh Zionis ‘Israel’ berhasil menduduki pangkalan dan kota di selatan dan memaksa pemerintah Zionis ‘Israel’ untuk mengevakuasi wilayah yang luas di utara.”

Lebih lanjut disebutkan bahwa “Kekacauan yang ditimbulkan oleh Netanyahu terhadap Zionis ‘Israel’ di semua bidang tidak dapat dipahami dan belum pernah terjadi sebelumnya.”

“Dia telah membongkar tatanan sosial, kesatuan ‘negara’, dan persaudaraan Zionis ‘Israel’. Dia telah menghancurkan perekonomian. Dia belum berbuat apa-apa untuk menghentikan kehancuran dunia akademis. Hal ini telah menyebabkan melemahnya mesin pertumbuhan Zionis ‘Israel’ seperti industri teknologi tinggi dan teknologi,” harian itu memperingatkan.

Mengecam PM entitas tersebut, harian terkenal Zionis “Israel” menyebutkan bahwa “Dia telah mengubah Zionis ‘Israel’ menjadi koloni penderita kusta. Dia menghancurkan pencegahannya. Dia tercatat sebagai menteri yang paling bertanggung jawab [perdana menteri] dalam semua bencana terbesar yang menimpa kita, mulai dari kebakaran di 'Carmel' hingga tragedi 'Meron' hingga 7 Oktober, tapi dia tidak mau menerima tanggung jawab, dia tidak mau menarik kesimpulan, dia tidak mau menerapkan apa yang dia rekomendasikan saat itu kepada Ehud Olmert.”

“Dia berpegang teguh pada kendali kekuasaan, dan dia menyeret seluruh ‘negara’ ke jurang yang dalam. Dia dikelilingi oleh sekelompok kurcaci yang ketakutan, tidak memiliki duri atau keberanian, yang berkolaborasi dalam semua ini. Sejarah juga akan menilai mereka,” tulis “Jerusalem Post”.

Bertanya-tanya “Jadi, apa masalahnya dengan kemenangan mutlak?” ia menjawab, “Tidak masalah, kecuali faktanya tidak ada hal seperti itu. Itu tidak ada. Ilusi. Khayalan. Mantra yang sia-sia. Sebuah lelucon yang terorganisir. Anda tidak perlu menjadi sejarawan militer untuk mengetahui hal itu.”

“Apa yang dilakukan Netanyahu dengan slogan ‘kemenangan mutlak’ adalah membangun ekspektasi, membuat janji-janji kosong, dan menciptakan gambaran palsu mengenai situasi. Dia memanjat pohon yang tidak bisa dia turuni. Ini bukanlah kali pertama. Dia telah melakukan ini sepanjang kariernya. Tapi kali ini mematikan. itu berbahaya. Itu eksistensial,” kata harian itu.[IT/r]