0
Monday 7 March 2016 - 21:10

Sumber Intelijen: "Khalifah" ISIS Abu Bakr al-Baghdadi Sembunyi di Libya

Story Code : 526105
Khalifah ISIS
Khalifah ISIS
Pemimpin "khilafah" ISIS Abu Bakr al-Baghdadi berpindah dari tempat persembunyiannya di Turki menuju Libya untuk menyelamatkan diri dari operasi perburuan oleh Baghdad Intelligence Sharing Center, demikian sumber-sumber informasi intelijen melaporkan.

"Abu Bakr al-Baghdadi yang terluka di Suriah dikirim ke Turki untuk perawatan, dan dari sana ia kemudian dikirim ke Libya," tulis TV al-Manar mengutip mantan perwira intelijen Mesir Hesham Khairullah pada Senin, 07/03/16.

Medio Desember tahun lalu, sumber-sumber di Libya mengatakan, al-Baghdadi tiba di Sirte, kota kelahiran mantan diktator Libya, Muammar Gaddafi, yang saat ini berada di bawah kendali kelompok Takfiri ISIS.

Laporan awal tahun ini mengatakan bahwa pemimpin yang dibesarkan CIA bersama Saudi Arabia itu selalu bergerak di kota Mosul, Irak dan Raqqa, Suriah. Sisi lain beberapa sumber intelijen mengungkapkan bulan November tahun lalu, al-Baghdadi berpindah dari kota Suriah, Albu Kamal menuju ke kota Irak, Mosul di provinsi Nineveh.

Kemudian pada bulan Oktober, angkatan udara Irak membom konvoi Takfiri saat ia sedang menuju ke al-Karable untuk menghadiri pertemuan dengan para komandan ISIS. Dalam pemboman itu, 25 elemen ISIS tewas dalam operasi khusus yang merupakan produk operasi Baghdad Intelligence Sharing Center yang mendapat suplai informasi dari mata-mata Iran, Rusia, Irak dan Suriah.

Pemimpin Takfiri terkenal itu lolos dari upaya pembunuhan, tapi terluka parah. Beberapa jam setelah serangan itu, juru bicara pasukan gabungan Irak menyatakan, al-Baghdadi terluka parah dalam serangan udara Irak yang tepat menargetkan konvoi ISIS dan dibawa pergi dari tempat kejadian oleh pasukannya.

Setelah itu, al-Baghdadi untuk pertama kali dipindahkan ke Raqqa pasca kejadian untuk operasi pembedahan, dan para ahli bedah menyelamatkan hidupnya namun gagal memberinya perawatan intensif karena kurangnya peralatan medis khusus.

Sumber lain beberapa hari kemudian mengungkap, pemimpin ISIS itu kemudian dibawa ke Turki untuk perawatan berkoordinasi dengan CIA.

"CIA melakukan koordinasi dengan dinas intelijen Turki (MIT) untuk mengirim al-Baghdadi ke Turki," tulis TV berbahasa Arab al-Manar mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya.

Sumber tersebut lebih lanjut mengatakan, dua sahabat al-Baghdadi yang juga terluka dalam serangan itu berhasil ditangkap oleh pasukan Irak dan mengaku bahwa al-Baghdadi terluka parah dalam serangan itu.

Setelah beberapa laporan mengatakan al-Baghdadi memerlukan satu bulan perawatan, ia kemudian menunjuk salah satu ajudannya untuk menjalankan operasi sampai sang "khalifah" kembali bertugas.

Sejauh ini, al-Baghdad berusaha bersembunyi untuk menyelamatkan hidupnya yang justru membuat kecurigaan terhadap tim pengawalnya.

"Saat semua orang mencari dia di Irak dan Suriah, tidak ada yang berfikir dia berada di Sirte," sumber informasi Libya kepada FNA.

"Jika ia terancam bahaya, maka Sirte akan menjadi tempat terakhir di bumi untuk hidup yang terancam tewas, karena Sirte merupakan paling aman bagi kubu Takfiri di dunia."

Tentara Suriah, Pasukan Pertahanan Nasional (NDF), Hizbullah Libanon dan Angkatan Udara Suriah dan Rusia, serta tentara dan populer pasukan Irak, al-Hashd al-Shaabi, melakukan operasi besar-besaran di Suriah dan Irak untuk mengakhiri kontrol ISIS disebagian tanah kedua negara Arab itu. [IT/Onh/Ass]
Comment