0
Sunday 21 May 2017 - 11:51

Donald Trump dan NATO Arab di Timur Tengah

Story Code : 638816
Sambutan khusus Raja Salman terhadap Trump di Riyadh (mercurynews)
Sambutan khusus Raja Salman terhadap Trump di Riyadh (mercurynews)
Kunjungan Donald Trump pada Sabtu, 20/05/17, ke Arab Saudi mempunyai banyak tujuan selain penjualan senjata, dan yang utama menurut beberapa pengamat adalah peresmian aliansi "NATO Arab" di Timur Tengah yang sebelumnya sudah digadang-gadang sejak 5 tahun lalu.

Jika aliansi NATO Arab ini berhasil diresmikan, maka Donald Trump sebagai presiden AS pertama yang akan memperkuat posisi Washinton di Timur Tengah melalui jaringan proxy dengan memanfaatkan kekuatan negara-negara Islam. Dengan itu AS lebih leluasa untuk menciptakan permainan kotor dan perang baru di seluruh wilayah semenanjung Arab.

Bagi AS, keberadaan misi anti-teroris Rusia di Suriah, adalah ancaman terberat, selain keberadaan Republik Islam Iran.

Maka, misi kedatangan Trump ke Saudi Arabia tidak bisa dipandang hanya sisi ekonomi belaka, Trump ingin meletakkan kerangka kerja koalisi anti-Iran yang misinya berhadapan langsung dengan Republik Islam dan sekutu di seluruh Timur Tengah. Mengingat intensifikasi mencolok perang proxy pimpinan Amerika di Suriah, Irak dan Yaman, mungkin puncaknya adalah kembali terciptanya konflik baru di tempat lain di Libanon dan di Israel.

Dari sisi ekonomis, misi Trump di Saudi Arabia adalah cara paling hemat secara biaya dan efisien untuk menunda akhir nafas hegemonik AS dengan ruh The New World Order-nya yang saat ini dipecundangi oleh Rusia, China, dan Iran.

Sama seperti NATO, AS sedang berhadapan dengan Rusia. Hal yang sama juga tejadi antara AS dan China, yang melatarbelakangi terbentuknya kerangka kerjasama strategis militer Asia Timur-Selatan antara Jepang dan India untuk secara vis to vis dihadapkan dengan China. Demikian juga misi AS dengan aliansi "Arab NATO" sebagai antisipasi dan membenturkannya dengan Iran secara vis to vis.

Pertanyannya, jika aliansi NATO Arab benar-benar terealisasi, apakah koalisi ini benar-benar punya nyali dan kesiapan untuk berhadapan dengan Iran yang besar secara langsung? Ada persoalan besar bagi Saudi Arabia, maupun AS.

Yang menjadi titik pusat perhatian sebagai kendala utamanya adalah konsekuensi eksistensi zionis Israel yang mungkin akan lenyap dari peta peradaban dalam waktu dekat, dan dunia tidak harus menunggu itu sampai 25 tahun mendatang.

Hal yang membuat kerajaan Bani Saud maupun AS dengan aliansi NATO Arab terus diliputi hantu kekhawatiran dan kecemasan. [Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times]



Comment