0
Friday 4 May 2018 - 15:59
Turki dan Gejolak Suriah:

Delegasi Turki Mengunjungi Damaskus, Bertemu Para Pejabat Senior

Story Code : 722297
Turkish delegation meeting with Syria’s parliament speaker Hammoudeh Sabbagh in Damascus Syrian.jpg
Turkish delegation meeting with Syria’s parliament speaker Hammoudeh Sabbagh in Damascus Syrian.jpg
Dalam pertemuan Kamis (3/5) dengan ketua parlemen Suriah, Hammoudeh Sabbagh, delegasi yang mewakili Uni Pemerintah Lokal Eurasia dari Turki menegaskan kembali bahwa Suriah memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri dan tidak ada pihak ketiga yang memiliki hak untuk campur tangan, tekanan atau mencoba untuk mempengaruhi kehendak rakyat Suriah.

Agen resmi SANA Suriah mengutip ketua delegasi Hasan Cengiz yang mengatakan dalam pertemuan bahwa perang di Suriah, yang sudah delapan tahunnya sekarang, terjadi sebagai bagian dari proyek yang lebih luas untuk memecah kawasan Timur Tengah.

Cengiz menambahkan bahwa satu-satunya jalan keluar dari konflik adalah negara lain di luar Suriah untuk menghormati kedaulatan negara dan hak rakyatnya untuk menentukan masa depan mereka.

Pernyataan itu adalah yang pertama dari jenis mereka untuk seorang politikus senior Turki sejak perang dimulai di Suriah pada tahun 2011. Turki telah menjadi salah satu negara utama yang mendukung oposisi di Suriah, terutama mereka yang secara terbuka bersaing untuk menggulingkan pemerintah melalui konfrontasi bersenjata.

Turki bahkan memiliki tentara di wilayah Suriah utara di mana dia memerangi militan Kurdi. Ankara menganggap kelompok militan yang dikenal sebagai YPG merupakan perpanjangan dari PKK, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki.

Pihak berwenang Suriah telah berulang kali mengkritik Turki karena meluncurkan operasi militer pada akhir Januari untuk mengusir Kurdi dari kota Afrin.

Sabbagh, ketua parlemen Suriah, mengatakan kepada delegasi Turki yang berkunjung bahwa Turki telah melakukan agresi terhadap Suriah dengan mempertahankan kehadiran militer di utara negara itu, menambahkan bahwa tindakan itu merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.

Sabbagh mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara langsung bertanggung jawab atas pertumpahan darah di Suriah, menambahkan Erdogan selalu mengejar kebijakan agresif terhadap pemerintahan Damaskus selama beberapa tahun terakhir.

Turki semakin waspada terhadap rencana AS di Suriah, termasuk skema untuk membuat negara mini bagi suku Kurdi di sepanjang perbatasan Turki.[IT/r]
Comment