0
Saturday 19 May 2018 - 07:57

Koran Kayhan: Putra Mahkota Saudi Kemungkinan Tewas Terbunuh

Story Code : 725650
Bin Salman
Bin Salman
Putra Mahkota Saudi Arabia, Mohammed bin Salman, kemungkinan tewas setelah upaya pembunuhan atas dirinya pada bulan lalu, demikian Surat Kabar Kayhan dalam tajuk utamanya pada 18 Mei 2018. Kayhan dalam laporan itu mengklaim berdasarkan data intelijen dinas keamanan negara Arab.

Kayhan, Surat Kabar terkenal berbahasa Persia itu menulis judul 'Bin Salman va barqi az yek sanade sirri', "Bin Salman dan Satu Dokumen Rahasia" dan mengklaim bahwa laporan rahasia yang dikirim ke pejabat senior salah satu negara Arab yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa bin Salman telah dihantam oleh dua peluru dalam serangan 21 April di istananya. Dan kemungkin besar tewas karena sejak itu dia tidak pernah muncul di publik.

Suara tembakan terdengar di dekat istana Raja Saudi di Riyadh Arab Saudi pada 21 April, sementara Raja Salman dibawa ke sebuah bunker milik AS di sebuah pangkalan udara di kota tersebut.

Banyak video yang muncul di media sosial pada saat itu yang menunjukkan bahwa tembakan berat meletus di sekitar istana Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di ibukota, Riyadh.

Laporan dokumen itu mengatakan raja dan putranya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dievakuasi ke bunker di pangkalan udara di kota yang berada di bawah perlindungan pasukan AS.

Sementara para pejabat Saudi dan media sejauh ini hanya diam atas insiden itu, dan banyak laporan yang bertentangan atas insiden itu. Para saksi dan warga di lingkungan dekat istana mengatakan kudeta sedang berlangsung. Tentara yang menyerang istana itu merekam dan mendapatkan informasi yang mereka terima dari pesawat tak berawak yang terbang di atas istana.

Anggota oposisi Saudi mengklaim, "seorang perwira pasukan darat senior telah memimpin serangan ke istana untuk membunuh raja dan putra mahkota".

Video yang beredar juga menunjukkan bahwa banyaknya kendaraan lapis baja dikerahkan di sekitar istana. Pasukan penjaga khusus Bin Salman kemudian mengambil alih keamanan di ibukota. Langit Riyadh kemudian ditutup untuk semua penerbangan sipil dan militer ketika helikopter tentara 'Penjaga khusus Bin Salman' terbang di atas istana.

Bin Salman adalah selama ini sering muncul di hadapan media dan publik, tetapi usai insiden itu, 27 hari dia tidak muncul dan menimbulkan pertanyaan tentang kesehatannya.

Arab Saudi, selama ini menyaksikan serangkaian perubahan politik secara radikal selama setahun, ketika Mohammed bin Salman menggulingkan sepupunya sebagai putra mahkota dan memenjarakan para pangeran dengan dalih pembersihan anti-korupsi.

Selain itu, bin Salman mengawasi reformasi sosial dan ekonomi yang dikecam oleh beberapa ulama Wahhabi berpengaruh.

Arab Saudi juga terlibat dalam konflik berkepanjangan di negara tetangganya, Yaman, yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Bin Salman juga tidak tampil ke media sejak kunjungan terbaru Sekretaris Negara AS pada 28 April lalu ke ke Riyadh. Mike Pompeo yang baru dingkat berkunjung ke Riyadh, untuk perjalanan asing pertamanya sebagai diplomat AS.

Selama tinggal di Riyadh, media Saudi menerbitkan gambar pertemuan Pompeo dengan Raja Salman dan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir.

Sementara situs media Saudi juga memposting pertemuan di Riyadh antara bin Salman dan mantan sekretaris negara AS Rex Tillerson.

Beberapa hari setelah insiden 21 April, media Saudi kemudian menerbitkan rekaman dan gambar Bin Salman bertemu dengan beberapa pejabat Saudi dan negara asing. Tetapi tanggal pertemuan itu tidak dapat diverifikasi, sehingga munculnya video dapat ditujukan untuk menghilangkan rumor tentang kondisi bin Salman.

Sejauh ini belum jelas alasan mengapa Bin Salman tidak muncul ke publik, apakah disebabkan oleh alasan-alasan seperti ancaman atau sedang terluka dalam insiden tersebut. [IT/Kayhan]



 
Comment