0
Monday 23 July 2018 - 08:51
AS dan Konflik Palestina:

Otoritas Palestina: 'Konspirasi' AS Telah Gagal Tetapi Ancaman Masih Ada

Story Code : 739633
Mahmoud Abbas with Donald Trump.jpg
Mahmoud Abbas with Donald Trump.jpg
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Wafa pada hari Sabtu (21/7), juru bicara Otoritas Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan bahwa "kesepakatan abad ini" oleh Presiden AS Donald Trump banyak digembar-gemborkan telah di gagalkan berkat "ketabahan" rakyat Palestina.

Dia, bagaimanapun, memperingatkan bahwa "konspirasi" bisa memiliki dampak yang tidak dapat diprediksi untuk wilayah tersebut.

"Daerah ini sekarang berada di persimpangan jalan untuk memutuskan nasib masalah-masalah prinsip yang mempengaruhi kepentingan rakyatnya yang lebih tinggi, yang mana beberapa pihak dapat membahayakan dengan menciptakan jatuhnya secara jelas posisi nasionalis," kata Abu Rudeineh.

Dia juga menyerukan kepada Palestina dan negara-negara Arab "untuk tetap bersama demi kepentingan nasional untuk mencegah transformasi kesepakatan abad ini, yang telah melambat tetapi tidak berakhir, menjadi kesepakatan regional yang konsekuensinya tidak dapat diprediksi."

Abu Rudeineh juga menyentuh isu Yerusalem al-Quds, yang diakui AS tahun lalu sebagai "ibu kota" Zionis Israel.

Zionis Israel mengklaim seluruh Yerusalem al-Quds, tetapi masyarakat internasional memandang sektor timur kota itu sebagai wilayah yang diduduki dan warga Palestina menganggapnya sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

“Ketegangan di wilayah ini dan kekacauan yang terjadi adalah hasil alami karena tidak selesainya masalah Palestina. Selama al-Quds terbakar, dunia Arab akan terus terbakar, yang bertentangan dengan kebutuhan keamanan regional,” kata Abu Rudeineh.

Pejabat Palestina itu juga mengecam Washington karena "biasnya" terhadap rezim Tel Aviv, memperingatkan konsekuensi regional atas kebijakan tersebut.

“Sekarang perlu untuk memulihkan semangat nasional dalam menghadapi dampak mendadak yang mungkin dihadapi oleh kawasan ini, terutama bias terang-terangan AS terhadap Israel dan ketidakseimbangan kekuasaan. Semua ini telah menciptakan beban berat yang harus kita semua tanggung dan konfrontasikan untuk mencapai keselamatan dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi kawasan dan masyarakatnya,” katanya.

Bulan lalu, penasihat khusus Gedung Putih, Jared Kushner, dan utusan Timur Tengah AS, Jason Greenblatt membahas rencana "perdamaian" AS dengan para pejabat di wilayah pendudukan, Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan Qatar. Mereka, bagaimanapun, tidak bertemu dengan otoritas Palestina selama tur regional mereka.[IT/r]
Comment