QR CodeQR Code

Dua Pekan Rezim Badui Najd Membom Yaman, Selanjutnya Apa?

11 Apr 2015 13:05

Islam Times - Namun, ini mungkin bukan keputusan final Pakistan, karena Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif tidak memiliki bargain apapun untuk mengatakan "Tidak" dihadapan Saudi. Sebab Saudi kapan saja bisa menggerakkan elemen-elemen Takfiri al-Qaeda di Pakistan untuk melahab Nawaz Sharif, sebuah potensi sama dialami oleh Indonesia.


Serangan udara Saudi di Yaman terbukti berhasil membunuh banyak warga sipil tak berdosa, namun demikian, Saudi dan kawan-kawannya tidak mungkin mampu mencapai tujuan strategis di Yaman. Akankah Saudi melancarkan invasi darat? Tampaknya hal ini sangat tidak mungkin, karena tentara Saudi adalah para pembunuh amatiran, dan bahkan memecahkan perkara sederhana saja sepertinya kesulitan, apalagi meluncurkan operasi darat. Tapi, Saudi tak habis liciknya, mereka menyewa tentara bayaran dari negara-negara tetangga termasuk dengan mendatangkan elemen-elemen Takfiri binaannya di Idlib, Suriah untuk melawan rakyat Yaman tertindas.

Lebih dari dua pekan serangan beringas jet tempur Saudi buatan AS membom wilayah Yaman, semantara korban tewas rakyat sipil tertindas disana mencapai 643 warga tak berdosa, menurut hitungan PBB hingga kemarin, Jumat, 10/04/15. Ditambah korban baru sekitar 40 warga sipil yang tewas hari ini, Sabtu, 11/04/15, naik menjadi 683 warga.

Dalam merespon aksi luar batas kemanusiaan terhadap sesama muslim ini, PBB bahkan mengatakan serangan Saudi merupakan bencana kemanusiaan di Yaman. Namun, Saudi mungkin menyambut respon PBB tersebut dengan senyuman, sebab mereka tidak pernah peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan, bahkan tak pernah memahami makna itu, terutama terhadap sesama umat Islam, apalagi terhadap rakyat Yaman yang sejak lama dianggapnya sebagai kotoran.

Rezim Saudi menghukum rakyat Yaman, karena dosa rakyat pemberani ini berpihak kepada al-Houthi yang Syiah dibanding golek bikinan rezim Najd, Abd Rabbu Mansour Hadi,-buronan yang hidup nyaman di Arab Saudi.

Seperti mengulang kegagalan serangan udara AS terhadap Takfiri ISIS di Irak, di Yaman, Saudi ingin menutupi kekerdilan tuannya itu dengan membombardir semak-semak yang dianggapnya sebagai markas persembunyian milisi Ansarullah.

Saudi dengan culas sengaja menjungkirkan fakta dan realitas di Yaman dan mengklaim bahwa al-Houthi adalah Syiah dukungan Iran yang mengancam stabilitas kerajaan yang memang semestinya harus diberangus.

Apakah Saudi Arabia dan pendukungnya di tempat lain menolak atas pengakuan bahwa segmen besar penduduk Yaman yang mencakup Syiah dan Sunni justru mendukung penuh al-Houthi dalam melawan aturan korup Hadi?.

Jika Saudi gagal menumpas semangat dan perjuangan rakyat Yaman melalui bombardir udara, apakah rezim Najd masih punya urat keberanian dengan meluncurkan invasi darat?

Tentu saja, mereka yang muak dengan rezim penguasa badui Najd dan bangsa merdeka diseluruh dunia berharap Badui Najd akan membuat kesalahan fatal ini. Karena  semua memahami, rakyat Yaman fasih dalam memainkan senjata dan terlatih bagaimana menggarahkan moncong senjata, ditambah kondisi medan dan geografi Yaman juga membantu rakyat disana. Sisi lain, Saudi yang kelewat percaya diri,- bahkan tidak pernah berpartisipasi dalam pertempuran apapun,- membuta dengan kondisi-kondisi ini.

Karena itulah mengapa Saudi rela membuang triliunan dollar uang pajak rakyatnya untuk menyewa algojo-algojo bayaran untuk melawan rakyat Yaman yang pemberani. Beberapa hari lalu Press TV menyebutkan, Saudi mengirim sektar 5.000 elemen Takfiri ISIS dari Idlib ke Yaman.

Data sekilas beberapa statistik dibawah ini, menunjukkan gambaran realitas tentang apa yang sedang berlangsung di Saudi dan Yaman.

-Belanja pertahanan Saudi sekitar $80.8 miliar per tahun; sementara belanja pertahanan rakyat Yaman sekitar $3.4, sebuah perbandingan yang tak seimbang.

-Tahun lalu, Saudi mengimpor peralatan senjata kelas berat dan canggih terbesar di dunia dari AS dan Eropa sekitar $6 miliar, sementara rakyat Yaman hanya mampu mengimpor senjata biasa, senilai $770 juta.

-Produk Domestik Bruto (PDB) Saudi Arabia senilai, $750 miliar, semantara Produk Domestik Bruto (PDB) Yaman senilai $36 miliar. Masing-masing angka pendapatan per kapita mereka berdiri antara $53,640, dan $3,820 miliar.

-Cadangan uang Saudi hampir senilai $750 miliar, sedangkan cadangan Yaman senilai  $4.67 miliar, itu juga karena pinjaman dari berbagai negara dan lembaga dunia.

Dengan demikian, perbandingan antara kedua negara sangat tidak bisa disandingkan, namun demikian Saudi Arabia harus mengemis jasa tidak hanya kepada sekutu suku-suku badui Arab untuk mendukung agresi di Yaman, tetapi juga mencari dukungan dari negara-negara besar seperti Mesir dan Pakistan untuk mengirim tentara bayaran dalam melawan rakyat Yaman. Dengan nilai perbandingan diatas, apakah rakyat Yaman menjadi ancaman "kedigdayaan" rezim Badui Najd?

Untungnya, Jumat kemarin, parlemen Pakistan menentang keterlibatan militer dalam perang Saudi melawan Yaman. Namun, ini mungkin bukan keputusan final Pakistan, karena Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif tidak memiliki bargain apapun untuk mengatakan "Tidak" dihadapan Saudi. Sebab Saudi kapan saja bisa menggerakkan elemen-elemen Takfiri al-Qaeda di Pakistan untuk melahab Nawaz Sharif, sebuah potensi sama dialami oleh Indonesia.

Kebohongan Rezim Najd di Yaman

Yang pertama, dalih rezim Najd melancarkan serangan ke Yaman atas permintaan presiden "Sah" Hadi, dan Saudi ingin mengembalikan dia ke kekuasaan secara demokratis. Apakah presiden yang telah mengundurkan diri pada bulan Januari dan melarikan diri dari ibukota Sana'a pada tanggal 25 Februari dan kemudian mendirikan ibukota tandingan di Aden pada tanggal 25 Maret, masih dianggap sah sebagai presiden? Apakah Saudi yang tidak pernah mengenal demokrasi ingin menegakkan demokrasi di negara lain?!

Jadi, jenis legitimasi seperti apa yang di miliki oleh Saudi?

Tapi, sepekan kemudian, dalih pertama Saudi berubah. Kepada Muslimin non-Arab mereka katakan, kerajaan sedang melindungi kota suci Makkah dan Madinah yang terancam oleh al-Houthi.

Siapa pun, bahkan dengan pengetahuan geografi paling dasar, dengan mudah mengkonfirmasi bahwa Makkah dan Madinah terletak ratusan kilometer dari perbatasan Yaman, bagaimana bisa al-Houthi menjadi ancaman  kedua kota suci tersebut, sementara pada saat yang sama rakyat Yaman tengah bergelut dengan masalah internal.

Selain itu, meski al-Houthi berbasis di utara Yaman dekat perbatasan Saudi, tapi operasi mereka selama ini di selatan Yaman sehingga keberadaan al-Houthi setidaknya seribu mil dari Makkah dan Madinah.

Yang jelas, rezim Najd tidak ingin kehilangan kontrol atas negara yang dianggap sebagai domain pengaruhnya, dan juga demi mengamankan jalur perairan strategis Bab el-Mandab dan teluk Aden untuk memuluskan laju kapal-kapal perang AS dan Zionis.

Tapi, realitas di daerah berubah cepat. Semua kebijakan barbar Arab Saudi ini dengan gambang terurai, dan ini juga indikasi awal kemenangan rakyat Yaman tertindas dari belengu rezim Najd al-Wahabi.

Dan apa yang mendesak saat ini adalah rakyat di Jazirah Arab segera bangkit melawan kedhaliman rezim Badui primitif dari Najd, dan mengirim binatang langka, Dinosaurus tua ini kembali ke guanya, tempat mereka menetes hampir 300 tahun yang lalu. [Islam Times]


Story Code: 453494

News Link :
https://www.islamtimes.org/id/article/453494/dua-pekan-rezim-badui-najd-membom-yaman-selanjutnya-apa

Islam Times
  https://www.islamtimes.org