0
Saturday 18 April 2015 - 10:58

Naif! DK PBB Dukung Pembantaian Saudi Terhadap Rakyat Yaman

Story Code : 455182
Rakyat Yaman tertindas
Rakyat Yaman tertindas
Dewan Keamanan PBB (DK PBB) sekali lagi menunjukkan bahwa Badan itu benar-benar sebagai alat di tangan Amerika Serikat dan sekutunya. Pada tanggal 14 April lalu, DK PBB mengeluarkan resolusi yang disampaikan oleh para diktator Arab yang menuntut untuk tidak menghentikan agresi pimpinan Saudi Arabia terhadap rakyat Yaman dan meminta pelucutan senjata al-Houthi yang tengah memperjuangkan hak-hak rakyat Yaman tertindas. Bahkan, resolusi itu menempatkan larangan perjalanan kepada sejumlah pemimpin anti-rezim serta membekukan aset-aset mereka.

Resolusi Dewan Keamanan PBB itu disetujui oleh 14 negara berbanding 0 dengan satu abstain (Rusia). Resolusi itu pada dasarnya adalah lampu hijau untuk keberlangsungan kejahatan kerajaan Saudi Arabia terhadap warga sipil yang tidak bersalah Yaman.

Resolusi yang diusulkan oleh Yordania dan raja-raja dari Teluk Persia itu diantaranya mendesak dijatuhkannya sanksi pada sejumlah individu, sementara sejumlah pejabat PBB lain memperingatkan bencana kemanusiaan di Yaman atas agresi Saudi.

Rusia awalnya menentang resolusi itu dan mengusulkan solusi lain, tetapi tekanan bertubi-tubi dari AS, Rusia akhirnya abstain dan meninggalkan lantai terbuka dengan membiarkan Washington dan sekutunya melakukan manipulasi dan tipu tipu.

Resolusi itu diantaranya menyerukan larangan perjalanan kepada pemimpin al-Houthi Abdul Malik Houthi, mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan anaknya Ahmed. Selain itu, resolusi itu juga membeku rekening bank mereka.

Tidak sampai disitu, resolusi juga menyerukan kepada al-Houthi untuk menarik diri dari ibukota Sana'a dan kota-kota besar lainnya yang mereka kendalikan serta melucuti senjatanya sendiri.

Hal yang hampir tidak akan pernah terjadi. Al-Huthi sendiri sebelumnya bersumpah untuk membersihkan politik Yaman dari kotoran koruptor anak buah Hadi dan membangun pemerintahan berbasis luas yang akan menampung semua kelompok dan etnis di Yaman.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Dr Javad Zarif mengatakan Tehran akan menggunakan semua pengaruhnya untuk menengahi kesepakatan damai di Yaman untuk mengakhiri serangan udara yang dipimpin Saudi dalam melawan rakyat Yaman.

"Kami adalah kekuatan utama di wilayah ini, dan kami memiliki hubungan dengan semua kelompok di berbagai negara, dan kita akan menggunakan cara untuk membawa semua orang ke meja perundingan, sampai kita bisa," kata Dr Zarif saat kunjungan ke Portugal, 15/04/15.

Menteri Luar Negeri Iran juga mengatakan upaya untuk membawa perdamaian Yaman harus dimulai dengan premis yang tepat. Dan penting segera mengakhiri pemboman, dan pertumpahan darah. Mencegah al-Qaeda mengambil keuntungan dari situasi buruk ini, kata Zarif.

"Kami memiliki pengaruh dengan banyak kelompok di Yaman, bukan hanya al-Houthi dan Syiah," tegasnya.

Dalam rangka membenarkan agresi kerajaan Teluk Persia, Saudi menyebut bahwa Hadi adalah pejabat yang "sah" di Yaman. Sementara pada saat yang sama Saudi sendiri tidak memiliki legitimasi di negaranya sendiri, jadi bagaimana Saudi dapat berbicara tentang "legitimasi" seseorang di negara lain?

Menteri Luar Negeri Iran Zarif mengatakan bahwa Tehran telah berkonsultasi dengan Turki dan Pakistan, dua sekutu utama Arab Saudi, serta Oman, anggota Gulf Cooperation Council (P-GCC) yang sejak awal menolak untuk bergabung dengan perang Arab dalam melawan rakyat tertindas Yaman.

Pakistan dan Turki juga menyerukan dialog dari semua pihak dan resolusi konflik secara damai. Sebuah delegasi tiga anggota  dikirim dari Islamabad ke Riyadh untuk menenangkan Saudi setelah parlemen Pakistan menolak mengizinkan pasukan Pakistan dikirim untuk bergabung dengan agresi Saudi di Yaman.

Delegasi Pakistan terdiri dari Ketua Menteri Punjab Shahbaz Sharif (saudara Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif), Penasihat Perdana Menteri Urusan Luar Negeri, Sartaj Aziz dan Menteri Luar Negeri Pakistan Aizaz Chaudhry. Mereka bertemu Pangeran Muqrin, Menteri Pertahanan Muhammad bin Salman dan Menteri Luar Negeri Saud al-Faisal.

Kunjungan ini secara luas dilihat sebagai latihan untuk mengendalikan kerusakan hubungan dan meredakan ketegangan dengan Saudi dan diktator Arab lainnya setelah parlemen Pakistan menolak menyetujui permintaan Saudi untuk mengirim tentara, pesawat dan kapal perang.

Sementara erkembangan lain, sehari sebelumnya (April 14), Dr Zarif telah mengariskan rencana perdamaian empat poin yang terdiri dari gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, dialog intra-Yaman dan pembentukan pemerintahan berbasis luas.

Diplomat top Iran itu juga mendesak diakhirinya apa yang disebutnya sebuah pemboman udara terhadap rakyat Yaman, dan mengatakan hampir tidak ada target militer di Yaman.

Serangan Saudi dan sekutunya telah menyebabkan korban sipil yang besar (2600 sejauh menurut sumber Yaman), 121.000 warga sipil (menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan) dan penghancuran besar-besaran infrastruktur Yaman.

Ini merupakan kejahatan perang dan pejabat Saudi bisa digeledah sebelum Mahkamah Pidana Internasional.

Konsekuensi lain dari serangan Saudi adalah semakin menguatkan al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).

Serangan Saudi yang didukung AS semakin memperjelasdan menelanjangi kebohongan klaim, bahwa mereka menentang al-Qaeda atau teroris Takfiri ISIS yang beroperasi di Suriah dan Irak. [Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times/Onh/Ass]
Comment