0
Wednesday 17 May 2017 - 10:19

Pemilu Iran: Front Revolusioner Vs Front 4 Persen

Story Code : 637508
Mohammed Bager Qalibaf
Mohammed Bager Qalibaf
Dengan menyisakan beberapa hari untuk pemilihan presiden yang akan diadakan pada Jumat, 19 Mei 2017, walikota Tehran sekaligus kandidat presiden ke-12 Iran, Mohammad Baqer Qalibaf, pada 15 Mei mengundurkan diri dari pencalonannya dan memberikan dukungannya kepada calon lain, Sayyid Ebrahim Raeisi.

Sementara pada Selasa, 16 Mei, disusul kemudian calon presiden sekaligus wakil presiden Eshaq Jahangiri Kouhshahi yang juga mengundurkan diri dari pencalonannya dan mendukung calon incumbent, Hassan Rouhani.

Pengunduran dua calon tersebut bisa diprediksi bahwa pemilu mendatang pada dasarnya akan menjadi ajang kontes dua arah antara presiden incumbent Hassan Rouhani dan Hujjatul Islam Sayyid Ebrahim Raeisi.

Ada dua kandidat lain yang masih bertahan yakni, Mostafa Aqa-Mirsalim dan Mostafa Hashemi-Taba, namun sebagian besar pengamat mengatakan, peluang kedyanya sangat kecul dan berada di antara bayang dua pesaing utama tersebut.

Selama kampanye, kebijakan ekonomi dan politik Rouhani mendapat sorotan tajam dan kritik keras. Baik Raeisi, Qalibaf, Mirsalim dan Hashemi-Taba yang sering menegaskan bahwa Rouhani telah gagal dalam menangani kebutuhan masyarakat miskin terutama di pedesaan-pedesaan dan pinggir-pinggiran kota.

Dalam pernyataan pada 15 Mei, Qalibaf mengatakan: "Pada hari saat saya memutuskan untuk memasuki pemilihan, meskipun memiliki kepentingan pribadi, saya sadar bahwa saya akan menghadapi kondisi yang sulit dan berbahaya."

Menurut Qalibaf, keputusan mendasar harus dibuat untuk mewujudkan kesatuan di dalam Front Revolusioner, "Untuk mewujudkan cita-cita besar ini, saya meminta semua pendukung populer saya di seluruh negeri untuk menggunakan semua potensi dan dukungan mereka untuk kesuksesan saudara kita yang terhormat, Hujjatul Islam Ibrahim Raeisi", kata Qalibaf dihadapan pendukungnya.

Sambil berterima kasih kepada para pendukungnya, Qalibaf dikenal sangat pedas dalam mengkritik minoritas "empat persen" makmur yang dia sebut sedang mengendalikan sumber ekonomi dan politik negara tersebut selama bertahun-tahun.

Menurut Qalibaf, perubahan mendasar terhadap status quo hanya bisa dilakukan melalui perjuangan melawan minoritas makmur ini, dengan dasar itu, Qalibaf memberikan dukungan kepada Raeisi.

Qalibaf adalah Seorang mantan komandan angkatan udara Garda Revolusi (IRGC), yang saat ini menjabat sebagai Walikota Tehran dan dianggap berhasil menata Tehran dengan membangun banyak infrastruktur di kota terbesar di Iran itu. Dalam beberapa tahun, Qalibaf mampu mengembangkan banyak taman-taman untuk dinikmati setiap warga. Dia juga pernah mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun 2005 dan 2013.

Qalibaf menyebut para anggota dari apa yang dia sebut sebagai minoritas makmur sebagai "oportunis pseudo-revolusioner" dan pertarungan melawan mereka akan menjadi sangat mahal. "Arus oportunis ini menggerogoti akar Revolusi Islam seperti rayap".

Kaum oportunis, menurut Qalibaf dalam pernyataannya, "tidak hanya bertentangan dengan dasar intelektual revolusioner asli, tapi juga mewakili arus politik yang kepentingan materialnya sangat berisiko.

"Saat ini, tujuan utama negara dan masyarakat adalah mengubah status quo, dan untuk tujuan itu, tidak ada jalan lain selain memulai pertarungan sejati yang bebas dari slogan melawan aristokrasi dan oportunisme agar dapat menemukan yang tepat dan komprehensif. Sebagai solusi untuk masalah negara," tegas Qalibaf dihadapan pendukungnya.

Rakyat Iran akan berpesta dalam pemilihan presiden pada hari Jumat tanggal 19 Mei dalam pemilihan yang dianggap menjadi salah satu pemilihan presiden paling penting dalam sejarah negara tersebut setelah revolusi.

Dengan bersatunya suara Front Prinsipil dengan mengusung satu kandidat tunggal yaitu Hujjatul Islam Sayyid Ebrahim Raeisi, secara substansial, peluangnya untuk menang dalam pemilu semakin terbuka. Namun, tidak ada yang bisa dikatakan dengan pasti dalam pemilihan presiden Iran, sebab orang-orang Iran memiliki kebiasaan untuk mengemas sesuatu yang mengejutkan sekaligus mendebarkan. [IT/Onh/Ass]
Comment