0
Thursday 11 July 2019 - 14:48

Sambutan Hangat dan Senyum Merekah Trump Kepada Emir Qatar di Gedung Putih

Story Code : 804439
Donald Trump dan Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani bertemu di Gedung Putih pada hari Selasa [Reuters]
Donald Trump dan Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani bertemu di Gedung Putih pada hari Selasa [Reuters]
Dalam sambutannya di Gedung Putih Trump sambil menggandeng tangan emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, dan memanggilnya sebagai teman, menyebut angka-angka kemitraan militer luas antara Qatar dengan AS dan pembelian miliaran dolar termasuk senjata dari perusahaan-perusahaan Amerika.

"Mereka berinvestasi sangat banyak di negara kita," kata Trump. "Mereka menciptakan banyak pekerjaan. Mereka membeli peralatan militer dalam jumlah yang luar biasa, termasuk pesawat," kata Trump sambel melempar senyum.

Lima perjanjian komersial telah ditandatangani. Qatar Airways membeli lima Boeing 777 Freighters dan pesawat kabin besar dari perusahaan raksasa Gulfstream Aerospace dan berencana menggunakan mesin jet General Electric Co. untuk menggerakkan pesawat Boeing.

Gulfstream Aerospace Corporation adalah produsen model pesawat jet. Gulfstream telah menjadi unit General Dynamics sejak tahun 2001. Perusahaan ini telah menghasilkan lebih dari 1.500 pesawat unuk pemerintah, perusahaan, swasta, dan pelanggan militer di seluruh dunia. Lebih dari seperempat dari perusahaan Fortune 500 mengoperasikan pesawat Gulfstream.

Gedung Putih via kementerian pertahanan Qatar juga akan membeli sistem pertahanan rudal dari perusahaan Raytheon. Selain itu, Chevron Phillips Chemical dan Qatar Petroleum telah sepakat untuk bersama-sama mengembangkan pabrik petrokimia senilai $ 8 miliar di Gulf Coast AS.

Raytheon Company NYSE atau RTN adalah kontraktor militer utama Amerika Serikat yang berbasis di Waltham, Massachusetts. Lebih dari 90% pendapatan Raytheon diperoleh dari kontrak pertahanan, dan pada 2005, Raytheon merupakan kontraktor militer terbesar ke-5 di dunia. William H. Swanson adalah Chairman dan CEO. Richard Armitage, mantan Wakil Sekretaris Negara AS bekerja di Raytheon sebagai konsultan.

Label harga pada transaksi lain - termasuk beberapa yang telah diumumkan sebelumnya - tidak diungkapkan, tetapi mereka yang akrab dengan transaksi mengatakan jumlahnya mencapai puluhan miliar dolar.

Kunjungan emir datang pada saat Trump menghadapi keputusan kritis di Timur Tengah.
Empat negara Arab sekutu utama Amerika Serikat - Bahrain, Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab - telah memboikot Qatar, mengklaim negara itu mendukung kelompok-kelompok ekstremis di kawasan itu. Negara-negara itu telah menghentikan wilayah udara mereka untuk penerbangan Qatar Airways, menutup perbatasan darat satu-satunya negara kecil itu dengan Arab Saudi dan memblokir kapal-kapalnya untuk menggunakan pelabuhan mereka.

Di masa lalu, Trump juga menuduh Doha mendanai kelompok-kelompok teror. Qatar membantah tuduhan itu dan pada makan malam Senin malam di Gedung Putih, dihadapan delegasi pejabat elit Qatar, Menteri Keuangan Steven Mnuchin memuji emir atas bantuannya dalam memerangi pendanaan teroris.

Ketika keempat negara Arab yang dulu bersekutu dengan Qatar berpaling darinya, emir Qatar justru menunjukkan hubungan dekat Doha dengan Iran. Qatar bahkan memulihkan kembali hubungan diplomatik penuh ke Iran di tengah perselisihan dengan negara tetangganya itu.

Upaya AS dan kekuatan Barat untuk memperbaiki perpecahan mereka tidak berhasil.

Salah satu cara yang dilakukan AS adalah dengan menemukan cara untuk melawan Iran dan itu menjadi prioritas utama ketika Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bertemu dengan amir pada hari Rabu, 11/07/19.

Sisi lain, Qatar adalah rumah bagi markas besar Komando Pusat militer AS, termasuk Pangkalan Udara al-Udeid yang luas adalah rumah bagi sekitar 10.000 tentara Amerika. Bulan lalu, sekitar selusin pesawat tempur jenis F-22 Angkatan Udara AS dikerahkan di sana sebagai tanggapan terhadap laporan intelijen tentang ancaman Iran yang tidak ditentukan terhadap pasukan Amerika di wilayah tersebut. Pesawat tempur R-22 Raptors dikirim ke pangkalan, yang merupakan pusat operasi udara AS di Timur Tengah.

Pangkalan tersebut menjadi pusat penyimpanan cadangan amunisi dan perlengkapan, serta tempat peluncuran pesawat tempur untuk misi pertempuran yang katanya untuk melawan kelompok teroris ISIS. Lokasinya yang strategis, yang berada sekitar 35 kilometer dari Doha, menjadikan al-Udeid juga sebagai markas bagi pasukan koalisi pimpinan AS dalam melawan ISIS di Irak maupun Suriah. Menurut QNA, proyek perluasan pangkalan udara al-Udeid merupakan bukti komitmen Qatar untuk memperdalam hubungan strategis militernya dengan AS. Qatar bersama AS sebagai sekutu strategisnya bekerja sama membangun rencana untuk hubungan bilateral di masa depan, termasuk menambahkan Pangkalan Udara al-Udeid ke dalam daftar markas militer permanen AS.

"Mereka membangun salah satu pangkalan militer besar yang akan saya katakan di mana saja di dunia," kata Trump. "Itu baru saja diperluas dengan landasan pacu dan yang lainnya", kata Trump.

Qatar, yang memiliki salah satu pendapatan per kapita tertinggi di dunia karena cadangan gas alamnya, telah bekerja untuk membuka jalan pendapatan lain untuk mengimbangi dampak boikot tersebut.

"Kami memiliki banyak investasi di AS," kata emir itu, "Kami mempercayai ekonomi di sini. Kami melakukan banyak hal pada infrastruktur dan kami berencana untuk melakukan lebih banyak investasi", tegasnya dihadapan wartawan bersama Trump.

Qatar juga telah membayar jutaan dolar kepada para pelobi Washington untuk membantu memperindah citranya dan memberikan hadiah mewah untuk universitas-universitas terbaik di AS, termasuk Universitas Georgetown dan Texas A&M, sementara Departemen Pendidikan sedang dalam proses pemberian hadiah. [IT]


 
Comment