0
Sunday 12 January 2020 - 09:05
AS - Iran:

Kecelakaan Pesawat Ukraina Mengembalikan Kenangan Ketika AS ’Bush Mengatakan ‘Dia Tidak Akan Meminta Maaf’

Story Code : 837957
Debris of the Iranian plane which was shot down by US destroyer on July 3, 1988.jpg
Debris of the Iranian plane which was shot down by US destroyer on July 3, 1988.jpg
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam di Iran, Imam Sayyed Ali Khamenei menyatakan 'kesedihan mendalam' atas insiden yang menewaskan semua 176 penumpang di dalamnya. Beliau memanggil Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran untuk melanjutkan penyelidikan untuk mengidentifikasi kemungkinan kesalahan dari insiden tersebut.

Presiden Hasan Rouhani mengatakan Iran "sangat menyesali kesalahan yang mengerikan ini," ketika dia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menyuarakan "penyesalan, permintaan maaf, dan belasungkawa yang mendalam" atas insiden tersebut.

Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Komandan Aerospace Korps Pengawal Revolusi Islam, mengatakan Angkatan Bersenjata Iran memikul tanggung jawab penuh atas jatuhnya pesawat yang tidak disengaja, menyatakan penyesalan dan kesiapan untuk dimintai pertanggungjawaban.

"Aku Tidak Akan Pernah Meminta Maaf"

Posisi Republik Islam jauh berbeda dari posisi Washington ketika AS menembak jatuh sebuah pesawat Iran di wilayah udara Iran dengan 290 warga sipil di dalamnya, kata Brett Wilkins dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Common Dreams pada hari Jumat (10/1).

Pada 3 Juli 1988, peluru kendali kapal perusak USS Vincennes menembak jatuh Iran Air Flight 655, sebuah Airbus A300 yang terbang di wilayah udara Iran dan membawa 290 warga sipil dari Tehran ke Dubai melalui Bandar Abbas, menewaskan semua penumpang.

Para korban termasuk orang-orang dari enam negara, termasuk 66 anak-anak. AS menyatakan ini adalah kecelakaan, sementara Iran menuduh AS melakukan tindakan terorisme negara yang disengaja.

Menurut akun resmi AS, kru Vincennes salah mengidentifikasi pesawat sipil, mengklaim profil penerbangannya mirip dengan pesawat tempur F-14 Tomcat buatan AS yang dijual ke Angkatan Udara Kekaisaran Iran selama tahun-tahun terakhir diktator Shah Mohammad Reza Pahlavi.

“Saya tidak akan pernah meminta maaf untuk Amerika Serikat, selamanya; Saya tidak peduli apa faktanya," kata Wakil Presiden George H. W. Bush setelah kejadian pada tahun 1988 tersebut.[IT/r]
 
Comment