0
Sunday 3 July 2022 - 17:56

Menlu Iran: Rezim Zionis dalam Keamanan dan Politik Terburuk

Story Code : 1002497
Diplomat top Iran membuat pernyataan dalam kunjungan resmi ke Damaskus kala bertemu Sabtu malam dengan perwakilan kelompok perlawanan Palestina.

Memperhatikan bahwa masalah Palestina masih menjadi prioritas pertama bagi dunia Muslim, Amir-Abdollahian menegaskan kembali dukungan Iran untuk rakyat Palestina sampai mereka membebaskan tanah air mereka dan mendirikan pemerintahan tunggal Palestina dengan al-Quds sebagai ibukotanya.

“Saat ini, Israel sedang mengalami kondisi keamanan dan politik yang lebih buruk. Namun, ada orang yang berpikir mereka dapat mengalihkan opini publik [dari masalah di negara mereka sendiri] melalui normalisasi hubungan dengan Israel,” kata diplomat top Iran itu.

Sejumlah negara Arab regional, termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain menormalkan hubungan dengan rezim pendudukan sebagai bagian dari apa yang disebut Kesepakatan Abraham, yang dimediasi oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada 2020. Maroko dan Sudan menyusul dengan menandatangani perjanjian serupa dengan Tel Aviv.

Palestina dan pendukung regional dan internasional mereka telah mengecam perjanjian tersebut sebagai “tikaman dari belakang”.

Menteri luar negeri Iran menyesali langkah negara-negara ini, dengan mengatakan mereka telah menutup mata terhadap masalah Palestina dan berusaha menutupi masalah dalam negeri mereka dengan semakin dekat pada rezim Zionis.

"Langkah-langkah seperti itu sama saja dengan mengkhianati tujuan mulia rakyat Palestina yang tertindas dalam perjuangan mereka melawan penindasan dan agresi rezim Zionis yang merebut kekuasaan," kata menteri luar negeri Iran.

Amir-Abdollahian menambahkan negara-negara yang telah menandatangani perjanjian semacam itu dengan Tel Aviv berpikir mereka dapat memecahkan masalah domestik mereka sendiri dengan melakukan ini, tetapi mereka “benar-benar membuat kesalahan,” karena rezim pendudukan itu sendiri “bergulat dengan banyak masalah.”

Selama beberapa tahun terakhir, terutama selama beberapa bulan terakhir, beberapa insiden telah mematahkan mitos keamanan dan kekebalan politik rezim Israel.

Mei lalu, rezim meluncurkan perang besar-besaran keempatnya melawan Jalur Gaza. Tapi mereka ditargetkan oleh setidaknya 4.000 roket yang diterbangkan oleh gerakan perlawanan wilayah Palestina.

Pada bulan September, enam tahanan Palestina melarikan diri dari penjara dengan keamanan tinggi di bagian utara wilayah pendudukan Israel, menggunakan terowongan yang mereka gali dengan sendok berkarat. Warga Palestina dan pendukung mereka memuji pembobolan penjara yang dramatis itu sebagai tamparan bagi rezim pendudukan dan aparat keamanannya yang luas.

Ketidakpastian politik juga telah menghantui rezim Israel selama empat tahun terakhir, memaksanya membubarkan parlemen dalam beberapa kasus dan mengadakan pemilihan umum baru.

Di tempat lain dalam sambutannya, menteri luar negeri Iran memperkenalkan perlawanan sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi masalah pendudukan Palestina oleh rezim Zionis.

"Pengalaman yang didapat dalam tujuh dekade telah menunjukkan bahwa sebuah solusi fundamental dalam masalah Palestina hanyalah mungkin lewat perlawanan," kata Amir-Abdollahian, menambahkan bahwa Iran membela Palestina hingga Palestia mencapai tujuannya karena hal ini memiliki landasan etika dan agama.[IT/AR] 
Comment