0
Saturday 23 July 2022 - 03:00
Iran vs Hegemoni Global:

Menlu Iran: Balas Dendam untuk Jenderal Soleimani sebagai 'Tanggung Jawab Mutlak'

Story Code : 1005524
Menlu Iran: Balas Dendam untuk Jenderal Soleimani sebagai
Amir Abdollahian membuat pernyataan dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi pemerintah Kamis (21/7) malam saat menguraikan kebijakan luar negeri pemerintahan yang dipimpin Sayyid Ebrahim Raesi.

"Masalah Jenderal Soleimani tidak akan pernah dilupakan. Masalah ini begitu dalam sehingga bahkan [Presiden Rusia Vladimir] Putin menunjuk pada posisi dan peran penting Jenderal Soleimani selama pertemuannya dengan Pemimpin Revolusi Islam dan presiden Iran," kata diplomat tinggi itu.

Kementerian luar negeri, Amir Abdollahian mencatat, telah meningkatkan komite yang menindaklanjuti isu-isu internasional, menambahkan bahwa cabang kehakiman juga serius mengejar kasus tersebut.

"Kami menganggap membalas darah Martir Soleimani di arena hukum, internasional, dan politik dan menganggap menindaklanjuti masalah ini dalam semua aspeknya sebagai tanggung jawab mutlak kami," tegasnya.

Jenderal Soleimani, komandan Pasukan Quds dari Pengawal Revolusi Islam Iran [IRG], dan rekan sejawatnya di Irak, Haji Abu Mahdi al-Muhandis, komandan kedua dari Unit Mobilisasi Populer Irak [PMU], menjadi martir bersama dengan rekan-rekan mereka di serangan pesawat tak berawak AS pada 3 Januari 2020.

Serangan di dekat Bandara Internasional Baghdad disahkan oleh Presiden Donald Trump saat itu.

Kedua komandan anti-teror yang terkenal sangat dihormati dan dikagumi di seluruh wilayah karena peran instrumental mereka dalam memerangi dan menghancurkan kelompok teroris Takfiri Daesh [Bahasa Arab untuk ‘ISIS/ISIL’] di wilayah tersebut, khususnya di Irak dan Suriah.

Dalam sambutan lain selama wawancara, menteri luar negeri Iran mengatakan Arab Saudi telah menunjukkan kesiapan untuk memajukan pembicaraan yang sedang berlangsung dari keamanan ke bidang politik, setelah kemajuan dalam lima putaran sebelumnya yang diselenggarakan oleh pemerintah Irak.

Dia mengatakan kedua belah pihak telah mencapai beberapa kesepakatan, termasuk pembukaan kembali kedutaan di negara masing-masing.

"Pekan lalu kami menerima pesan dari menteri luar negeri Irak [Fuad Hussein] yang mengatakan bahwa pihak Saudi siap untuk memindahkan fase pembicaraan dari keamanan ke politik dan publik," kata menteri.

"Kami juga menyatakan kesiapan kami untuk melanjutkan pembicaraan di tingkat politik sehingga mengarah pada kembalinya hubungan Iran-Arab Saudi ke tingkat normal."

Riyadh memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada Januari 2016 setelah kedutaan besarnya di Teheran diserbu oleh para pemrotes yang marah dengan eksekusi Saudi terhadap ulama Syiah terkemuka Sheikh Nimr Baqir al-Nimr.

Tidak ada perubahan dalam kebijakan konfrontatif Riyadh terhadap Tehran hingga 2021 ketika itu menandakan kecenderungan untuk memperbaiki hubungan yang retak dengan Republik Islam.[IT/r]
Comment