Langit Lebanon Tahan Terhadap Drone “Israel”

Terakhir kali orang Lebanon merasa terancam oleh drone musuh hampir setahun yang lalu pada September 2021, ketika sebuah pesawat pengintai Zionis “Israel” ditembak jatuh di Wadi Maryamin di pinggiran kota Yater. Itu ditargetkan dengan senjata yang sesuai, menurut pernyataan dari Perlawanan Islam pada saat itu.
 
Sejak Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengumumkan pada 25 Agustus 2019 bahwa perlawanan akan menghadapi drone Zionis “Israel” ketika mereka memasuki langit Lebanon dan akan bekerja untuk menjatuhkannya, tingkat aktivitas drone musuh telah menurun secara signifikan. .
 
Pada saat itu, Hizbullah mengaktifkan kekuatan pertahanan udaranya untuk menghadapi drone musuh di atas wilayah Lebanon. Dia telah menembak jatuh lima drone 'musuh' sejak saat itu. Sementara itu, Zionis “Israel” gagal menembak jatuh drone Hassan, yang terbang di atas wilayah Palestina yang diduduki selama 40 menit dan pada kedalaman 70 kilometer.
 
Tetapi musuh menembak jatuh tiga drone tak bersenjata yang terbang di atas lapangan Karish bulan lalu setelah UAV mencapai tujuan yang dinyatakan. Ironisnya, perlawanan membiarkan ini, menurut Sayyid Nasrallah, yang membenarkan bahwa itu adalah jebakan bagi musuh, memaksa mereka untuk menembak dari udara dan laut sehingga para pekerja di platform apung tahu bahwa daerah ini tidak aman. .
 
Sayyid Hasan Nasrullah juga mengumumkan bahwa drone Hizbullah telah memasuki Palestina yang diduduki dan kembali dengan selamat puluhan kali dalam beberapa tahun terakhir.
 
Amos Harel, koresponden militer untuk surat kabar Haaretz, mengkonfirmasi beberapa hari yang lalu bahwa "kemampuan Hizbullah untuk mengikis supremasi udara Zionis 'Israel' di Lebanon akan memaksa tentara Zionis 'Israel' untuk mencari metode pengumpulan informasi alternatif," menunjukkan bahwa mengurangi kebebasan bergerak Angkatan Udara “Israel” di Lebanon dapat mengurangi pengumpulan intelijen yang efektif mengenai kegiatan perlawanan.[IT/r]