Islam Times - Macron Jangan Biarkan Rusia Memenangkan Perang Ukraina, Dukung Misi IAEA ke ZNPP

Macron Jangan Biarkan Rusia Memenangkan Perang Ukraina, Dukung Misi IAEA ke ZNPP

IslamTimes - Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji pada hari Kamis (1/9) untuk melanjutkan dukungan ekonomi, kemanusiaan, dan militer Prancis ke Kiev dan meningkatkan persatuan Eropa untuk menambah tekanan pada Rusia dan mencegahnya memenangkan perang di Ukraina.

Dalam pidatonya kepada duta besar Prancis di istana kepresidenan Elysee, Macron mengatakan, “Kita tidak bisa membiarkan Rusia memenangkan perang secara militer,” menetapkan tujuan untuk memungkinkan Ukraina menang secara militer atau menempatkannya dalam posisi yang kuat untuk mencapai “perdamaian yang dinegosiasikan. ”

Dia menambahkan, “Kita harus bersiap untuk perang yang panjang,” menambahkan bahwa ini akan melibatkan meningkatnya ketegangan atas pembangkit nuklir Ukraina.

Macron mengatakan negaranya sangat mendukung misi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang tiba pada hari Kamis di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye (ZNPP) untuk menilai keamanannya dan menyarankan dia akan memanggil timpalannya dari Rusia Vladimir Putin setelah misi IAEA selesai.

Dia mengatakan dia akan "terus berbicara" dengan Rusia meskipun ada kritik dari beberapa negara yang mempertahankan sikap garis keras terhadap Moskow. "Kita harus melakukan segalanya untuk membuat perdamaian yang dinegosiasikan menjadi mungkin" ketika Moskow dan Kiev akan siap untuk duduk untuk pembicaraan, katanya, menambahkan, "Kita tidak boleh membiarkan Eropa terpecah" atas perang di Ukraina dan konsekuensinya, dan Uni Eropa. tidak boleh menyejajarkan diri dengan “pembawa perang” atau membiarkan negara-negara Eropa Timur bertindak sendiri untuk mendukung Kiev.

Dalam pidato hampir dua jam yang bertujuan untuk menguraikan tujuan diplomasi Prancis di tahun mendatang, Macron meminta Eropa untuk “mempertahankan” nilai-nilai dan kebebasannya dan “berjuang” untuk mereka dan mendesak diplomat Prancis untuk bekerja secara agresif melawan berita palsu dan propaganda yang tersebar di media sosial.

Dia mengatakan bahwa Prancis perlu menggunakan beberapa alat komunikasi untuk “memecahkan cerita Rusia, China, atau Turki” dan dapat “mengatakan ketika Prancis diserang secara salah, untuk mengatakan apa yang sebenarnya dilakukan Prancis.”[IT/r]