0
Sunday 2 October 2022 - 08:56

Puluhan Kelompok Bantuan Mendesak Perpanjangan Gencatan Senjata Yaman

Story Code : 1017206
Puluhan Kelompok Bantuan Mendesak Perpanjangan Gencatan Senjata Yaman
Menjelang tanggal berakhirnya gencatan senjata saat ini pada hari Minggu, 44 lembaga bantuan mengeluarkan pernyataan bersama untuk "mengingatkan semua pihak dalam konflik bahwa masa depan rakyat Yaman ada di tangan mereka."

Perang Yaman antara Houthi dan koalisi pimpinan Saudi telah menewaskan ratusan ribu orang dan menciptakan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

“Sekarang adalah saat yang kritis bagi rakyat Yaman,” kata kelompok-kelompok itu, yang meliputi Oxfam, Save the Children dan Dewan Pengungsi Norwegia.

"Sementara keuntungan penting telah dibuat, lebih banyak waktu diperlukan untuk memastikan bahwa Yaman dapat mulai membangun kembali dan memulihkan kehidupan mereka," tambah mereka.

Gencatan senjata yang ditengahi PBB, mulai berlaku pada April dan telah dua kali diperbarui, telah mengurangi korban hingga 60 persen dan empat kali lipat impor bahan bakar ke pelabuhan Hodeida yang dikuasai Houthi, kata badan-badan itu.

Penerbangan komersial yang diperbarui dari ibu kota Sanaa, yang direbut oleh Houthi pada tahun 2014, telah memungkinkan 21.000 warga Yaman untuk mengakses perawatan medis dan mengejar peluang studi dan bisnis di luar negeri, atau bersatu kembali dengan kerabat, tambah mereka.

"Perpanjangan gencatan senjata yang lebih lama akan menjadi langkah pertama dalam membangun lebih lanjut keuntungan selama enam bulan terakhir dan menciptakan stabilitas yang diperlukan untuk melakukan bantuan jangka panjang," kata kelompok bantuan itu.

"Jika konflik dimulai kembali sekarang, itu tidak hanya berisiko menghancurkan keuntungan yang telah diperoleh, tetapi juga mengancam perkembangan Yaman di masa depan."

Sekitar 23,4 juta dari 30 juta penduduk Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan, kata kelompok itu.

Persyaratan asli gencatan senjata termasuk melanjutkan penerbangan komersial dari Sanaa dan impor bahan bakar ke Hodeida, dan memulai pembicaraan di kota Taez.

Perpanjangan kedua pada Agustus menambahkan komitmen untuk "mencapai kesepakatan gencatan senjata yang diperluas sesegera mungkin," utusan khusus PBB Hans Grundberg mengumumkan pada saat itu.

Grundberg bertemu Mahdi al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Houthi, di Sanaa pada hari Rabu untuk membahas gencatan senjata, saluran TV Al-Masirah melaporkan.[IT/AR]
Comment