Islam Times - Para Pengunjuk Rasa Memblokir Ibu Kota Pakistan

IslamTimes - Pendukung mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan memblokir jalan-jalan di dekat Islamabad pada Selasa (8/11), mengganggu lalu lintas dan memaksa sekolah-sekolah tutup. Dokumen polisi diperkirakan telah mencatat bahwa seorang pria bersenjata berusaha membunuh Khan minggu lalu, sementara Khan mengklaim ada konspirasi yang melibatkan dua calon pembunuh.

Pendukung Imran Khan membuat lalu lintas macet di luar Islamabad, beberapa hari setelah mantan PM itu ditembak

Rekaman video yang difilmkan pada hari Senin dan Selasa menunjukkan pendukung partai Khan Pakistan Tehrik-e-Insaf membawa kursi ke jalan raya di luar ibukota Pakistan, ketika kelompok demonstran lain melakukan protes duduk serupa di dalam kota.

Spanduk yang menampilkan rupa Khan diangkat tinggi-tinggi oleh para pendukungnya dan digantung di jembatan. Protes memaksa sejumlah sekolah ditutup, Reuters melaporkan pada hari Selasa.

Khan ditembak dan terluka saat rapat umum di luar kota Gujranwala Kamis lalu. Dia telah menyerukan para pendukungnya untuk turun ke jalan sejak dia digulingkan dari kekuasaan pada bulan April, dan pada saat itu memimpin pawai protes di Islamabad untuk menuntut pemilihan baru. Dalam pidato video dari rumah sakitnya pada hari Jumat, dia mengatakan bahwa dia akan melanjutkan perjalanannya di ibu kota “begitu saya sembuh.”

Polisi Pakistan telah membuka penyelidikan kriminal atas penembakan itu, dengan dokumen polisi yang dilihat oleh Reuters menyatakan bahwa seorang pria bersenjata berusaha membunuh Khan. Mantan PM menuduh bahwa dua atau lebih pembunuh bayaran terlibat, bagaimanapun, dan menuduh Perdana Menteri Shehbaz Sharif, Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah, dan pejabat intelijen Mayor Jenderal Faisal Nasser mengorganisir percobaan pembunuhan.

Pemerintah dan militer Pakistan membantah keras keterlibatan apa pun.

Khan adalah mantan pemain kriket yang menjabat sebagai perdana menteri Pakistan dari 2018 hingga pemecatannya dari jabatannya melalui mosi tidak percaya April ini. Selama masa jabatannya, dia membangun hubungan ekonomi dan diplomatik dengan Rusia dan China, dan mengklaim bahwa pemecatannya diatur oleh AS dengan tujuan memasang pemimpin yang lebih patuh.[IT/r]