0
Sunday 20 November 2022 - 09:27

Kanselir Jerman Memperingatkan Eskalasi antara Rusia dan NATO

Story Code : 1025688
Kanselir Jerman Memperingatkan Eskalasi antara Rusia dan NATO
Olaf Scholz menyampaikan hal itu pada Sabtu, dalam konferensi Partai Sosial Demokrat di kota Friedrichshafen, Jerman selatan.

Kanselir itu mengklaim banyak orang "takut, dan memiliki alasan untuk itu."
.
Dia juga mencatat bahwa negara-negara Barat harus “khawatir agar tidak ada eskalasi yang dapat menyebabkan perang antara Rusia dan NATO.”

“Penting untuk bertindak hati-hati dan tegas pada saat yang sama,” katanya seperti dilaporkan Russia Today.

Pernyataannya muncul setelah sebulan sebelumnya dia memperingatkan agar tidak diambil "langkah ceroboh" di tengah konflik Ukraina. 

“Tidak boleh ada konflik langsung antara Rusia dan NATO,” tegasnya saat itu.

Hubungan Barat dan Rusia mencapai titik terendah baru setelah Moskow memulai operasi militer di Ukraina. Kekhawatiran akan terjadi bentrokan langsung antara Rusia dan NATO baru-baru ini dipicu oleh pendaratan rudal di sebuah desa Polandia dekat perbatasan Ukraina.

Tak lama setelah kejadian itu, Kementerian Luar Negeri Polandia mengklaim bahwa proyektil itu “buatan Rusia.” Belakangan, otoritas negara itu mengisyaratkan bahwa mereka dapat menggunakan Pasal 4 Perjanjian NATO, yang memungkinkan setiap anggota blok meminta konsultasi jika percaya bahwa keamanannya terancam.

Setelah ledakan itu, Zelensky menyalahkan Rusia, menyebut insiden itu sebagai "eskalasi yang sangat serius" dan serangan terhadap NATO yang menuntut tanggapan. Namun pada akhirnya, pejabat Barat mengakui bahwa rudal itu berasal dari Ukraina dan bukan berasal dari Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia membantah terlibat dalam insiden itu, dengan mengatakan para ahli militernya telah menganalisis foto-foto dari tempat kejadian dan mengidentifikasi puing-puing itu sebagai bagian dari rudal sistem pertahanan udara S-300 yang digunakan oleh Ukraina.

Jerman, bersama banyak negara Barat lainnya, telah mamsok perangkat keras militer, termasuk senjata anti-pesawat Gepard, peluncur roket berganda MARS II, dan sistem pertahanan udara IRIS-T pada Ukraina. Moskow berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman senjata hanya akan memperpanjang konflik Ukraina.[IT/AR]
Comment