Islam Times - Presiden Forum BRICS: Pergeseran Dunia dari Barat ke Timur

IslamTimes - Peran BRICS di panggung global meningkat setiap hari dan banyak negara tertarik pada blok ekonomi dengan solusi dan stabilitas baru yang ditawarkannya. Itu menurut presiden Forum Internasional BRICS, Purnima Anand, yang berbicara secara eksklusif kepada RT minggu ini.

Blok perdagangan menawarkan model pertumbuhan baru yang memerlukan persamaan hak dan kesempatan bagi para anggotanya, kata Purnima Anand

Kelompok negara berkembang BRICS saat ini terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Blok tersebut menyumbang lebih dari 40% populasi dunia dan hampir seperempat dari PDB global.

Dengan penurunan ekonomi Barat, banyak negara, bahkan anggota OPEC dan OECD, kini tertarik dengan stabilitas yang ditawarkan BRICS, catat Anand. Secara khusus, dia menyebutkan anggota OECD Türkiye, yang saat ini sedang mengajukan keanggotaan BRICS.

Banyak negara yang bersahabat dengan BRICS bergabung dengan blok tersebut, katanya, seraya menambahkan, “Jadi, inilah saatnya kekuasaan beralih dari Barat ke Timur.”

Pejabat itu, bagaimanapun, menekankan bahwa BRICS bukanlah “pesaing ekonomi Barat.” Negara-negara BRICS bekerja sama dan memiliki perspektif yang sama, karena “kami tidak ingin mengembangkan model lain dari ekonomi Barat dan proses demokrasi; kami menginginkan model baru di mana semua anggota memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk tumbuh bersama.”

Anand berpendapat bahwa untuk waktu yang lama kekuatan Barat telah menggunakan seluruh planet untuk kepentingan mereka, mengeksploitasi sumber daya manusia dan alam dari negara dan benua lain. Dalam model pertumbuhan ekonomi Barat, beberapa negara “sangat tinggi, sementara yang lain sangat rendah dan tidak mendapat kesempatan untuk perkembangan ekonominya,” catatnya.

Saat ini, negara-negara yang terdiri dari dunia Timur memahami apa yang dilakukan Barat dan apa yang baik untuk mereka, kata Anand.

Presiden forum BRICS menekankan bahwa seluruh dunia saat ini berada dalam situasi yang sangat “mengganggu”, dengan inflasi yang tinggi dan negara-negara mencari solusi. Sementara itu, China, Rusia, dan India telah mulai beralih menggunakan mata uang lokal mereka dalam perdagangan, yang menunjukkan adanya solusi alternatif dalam blok BRICS.

Berbicara tentang sanksi Barat terhadap Rusia, dia mengatakan pembatasan tersebut menciptakan peluang bagi ekonomi BRICS. “Ini adalah waktu yang sangat tepat bagi mitra dan aliansi BRICS untuk menciptakan struktur yang baik… untuk memahami ke mana kita bergerak, kerja sama apa yang diperlukan, dan dimensi baru apa yang dikembangkan dengan partisipasi anggota baru,” kata Anand.[IT/r]