Sedikitnya 16 Tewas, Sebagian Besar Anak-anak, Saat Pemboman Menghantam Sekolah di Afghanistan Utara

Seorang dokter di Aybak, sekitar 200 kilometer (130 mil) utara ibukota Kabul, mengatakan kepada AFP bahwa sebagian besar korban tewas dan terluka adalah anak-anak dan orang biasa.

Seorang pejabat provinsi juga mengkonfirmasi ledakan di sekolah al-Jahad, tetapi tidak memberikan statistik yang akurat mengenai jumlah korban.

“Sebuah ledakan terjadi sekitar pukul 12:45 di dalam Madrasah Jahad di pusat kota. Banyak anak laki-laki yang belajar di madrasah [sekolah agama] ini,” kata juru bicara provinsi Emdadullah Muhajir.

Taliban mengatakan 10 siswa tewas dan "banyak lainnya" terluka. Pejabat setempat mengatakan ledakan itu dilakukan saat shalat Ashar.

Abdul Nafay Takor, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, menulis dalam sebuah tweet bahwa otoritas keamanan sedang menyelidiki berbagai aspek insiden tersebut dan bekerja untuk mengidentifikasi pelakunya.

"Pasukan detektif dan keamanan kami bekerja dengan cepat untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan yang tak termaafkan ini dan menghukum mereka atas tindakan mereka."

Sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021, ledakan mematikan terus berlanjut. Warga sipil menjadi sasaran. Kelompok teroris Daesh Takfiri telah mengklaim bertanggung jawab atas sebagian besar aksi teror.

Pada bulan September, setidaknya 54 orang, termasuk 51 wanita dan gadis muda, tewas dalam pemboman di sebuah aula di Kabul di mana para siswa sedang mengikuti tes sains untuk masuk universitas. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu, tetapi Taliban kemudian menyalahkan Daesh dan mengatakan telah membunuh beberapa tokoh penting yang terkait dengan ledakan itu.

Pada Mei 2021, setidaknya 85 orang, kebanyakan perempuan, tewas dan sekitar 300 lainnya luka-luka dalam tiga ledakan bom di dekat sekolah mereka.{IT/r]