0
Saturday 3 December 2022 - 04:22
Iran - Zionis Israel:

Iran: Alarm Terdengar untuk Rezim Israel dan Pendukungnya di tengah Krisis Internal dan Perlawanan

Story Code : 1028167
Iran: Alarm Terdengar untuk Rezim Israel dan Pendukungnya di tengah Krisis Internal dan Perlawanan
Dalam sebuah posting Twitter pada hari Jumat (2/12), Nasser Kan'ani menunjuk ke empat perkembangan utama yang telah "meningkatkan kewaspadaan" bagi rezim dan mereka yang mendukung pendudukan.

Dua faktor pertama, menurut juru bicara itu, adalah “krisis politik dan keamanan internal dan kebuntuan di dalam Israel,” dan “perluasan perlawanan anti-pendudukan dari Gaza ke Tepi Barat dan wilayah pendudukan tahun 1948.”

Dia juga mengutip “globalisasi kebencian terhadap rezim Zionis Israel, beberapa aspeknya dapat dilihat di sela-sela Piala Dunia FIFA di Qatar,” serta adopsi resolusi di Majelis Umum PBB untuk memperkenalkan hari penetapan rezim Zionis Israel sebagai hari Nakba.

Majelis Umum PBB minggu ini memberikan suara mendukung resolusi pro-Palestina untuk memperingati Hari Nakba, yang menandai klaim keberadaan rezim Zionis Israel pada tahun 1948. Majelis mengadopsi resolusi pada hari Rabu (30/11), dengan 90 suara mendukung, 30 suara negatif, dan 47 abstain.

Kana'ani mengatakan upaya "sia-sia" Zionis Israel dan sekutunya untuk mempromosikan Iranophobia ditujukan untuk memberikan "pernafasan buatan untuk Zionis Israel yang sekarat."

“Fokus rezim Zionis apartheid dan para pendukungnya pada Iranophobia adalah upaya putus asa dan sia-sia untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah Palatina dan memberikan pernapasan buatan untuk Zionis Israel yang sekarat,” tegasnya, merujuk pada perang hibrida yang dilakukan oleh kekuatan Barat melawan Iran dalam beberapa bulan terakhir.

Upaya rezim Zionis Israel, dengan dukungan AS, untuk menormalkan hubungan dengan lebih banyak pemerintah tidak akan mengurangi keengganan dunia terhadap rezim Zionis dan sifatnya yang tidak sah, tegas Kan'ani.

“Pemenang sejati Piala Dunia adalah bangsa Palestina dan pecundangnya adalah rezim Zionis,” tambah juru bicara itu.

Dalam posting Twitter terkait pada hari Rabu, Kana'an mengatakan apa yang disebut "kesepakatan normalisasi" antara rezim Israel dan beberapa pemerintah Arab dalam beberapa tahun terakhir telah gagal untuk menghilangkan kebencian orang-orang di negara-negara Arab terhadap rezim apartheid.

Dia mengatakan Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan oleh Qatar telah menunjukkan rasa jijik terhadap rezim Tel Aviv.

“Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar telah berubah menjadi pertunjukan kebencian orang-orang (Arab) terhadap rezim Zionis apartheid dan manifestasi solidaritas bangsa-bangsa dengan perjuangan Palestina,” kata Kana'ani. “Rezim pendudukan Zionis Israel dibenci oleh semua bangsa,” dia buru-buru menambahkan.

Terlepas dari apa yang disebut normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dan rezim Israel pada tahun 2020, sentimen anti-pendudukan semakin tinggi di kalangan orang Arab seperti yang telah dimanifestasikan selama Piala Dunia FIFA 2022, yang pertama diselenggarakan oleh negara Muslim.

Dalam beberapa minggu terakhir, sejak karnaval sepak bola dimulai di Qatar, sentimen anti-Israel semakin tinggi, dengan penggemar sepak bola dari seluruh dunia mengibarkan bendera Palestina selama pertandingan.

Penggemar sepak bola juga menolak untuk berbicara dengan jurnalis Israel yang meliput Piala Dunia, dengan alasan pendudukan ilegal wilayah Palestina dan kekejaman yang tak terkendali terhadap warga Palestina.

Selain boikot terhadap media Zionis Israel, spanduk besar pro-Palestina dipajang oleh para penggemar sepak bola di hampir seluruh stadion di Qatar. Penggemar dan pemain Qatar juga terlihat mengenakan ban lengan dan pita bergambar bendera Palestina sebagai penolakan atas kesepakatan normalisasi dengan entitas ilegal tersebut.[IT/r]
Comment