0
Monday 5 December 2022 - 10:30
Iran - Inggris:

Iran: Pejabat Barat Mendukung Kerusuhan di Negara Lain, Menekan Protes Domestik

Story Code : 1028544
Iran: Pejabat Barat Mendukung Kerusuhan di Negara Lain, Menekan Protes Domestik
“Pejabat rezim [Barat] yang melakukan kudeta, konspirasi, intervensi, dan perang yang menghancurkan dengan jutaan kematian dalam sejarah mereka sekarang berpura-pura menjadi pembela hak asasi manusia di negara lain,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan'ani dalam sebuah pernyataan. posting di akun Twitter-nya pada hari Minggu (4/12).

Terlepas dari gerakan palsu mereka dalam membela hak asasi manusia, mereka belum berhasil menyembunyikan sifat anti-hak asasi manusia mereka, tambahnya.

Mengacu pada perilaku munafik negara-negara Barat terhadap protes di Iran dan negara mereka sendiri, Kan'ani dengan sinis mengatakan bahwa ternyata protes di Inggris, Jerman, Prancis, Kanada, dan Australia buruk dan pantas mendapatkan konfrontasi yang parah tetapi kerusuhan di negara mereka. negara yang ditargetkan adalah baik dan layak mendapatkan dukungan.

Terlampir pada tweetnya adalah pengumuman Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak tentang "memberikan kekuatan baru kepada polisi" untuk memungkinkan mereka menekan "protes ilegal".

“Sore ini saya duduk dengan semua kepala polisi untuk memperjelas bahwa mereka mendapat dukungan penuh dari saya dalam bertindak tegas untuk menekan protes ilegal,” kata Sunak, Kamis (1/12).

“Benar-benar tidak dapat diterima bahwa kehidupan anggota masyarakat biasa terganggu oleh minoritas yang egois,” katanya. “Pandangan saya adalah bahwa mereka yang melanggar hukum harus merasakan kekuatan penuhnya, dan itulah yang ingin saya sampaikan.”

Kan'ani, menunjuk ke pepatah Persia yang mengatakan kematian itu baik tetapi untuk tetangga, mengatakan, "Setelah membagi terorisme menjadi baik dan buruk, para pemimpin rezim ini juga memberikan definisi kerusuhan dan protes mereka sendiri."

Protes pecah di beberapa kota Iran setelah kematian Mahsa Amini pada 16 September, seorang wanita Iran berusia 22 tahun yang meninggal di rumah sakit tiga hari setelah dia pingsan di sebuah kantor polisi di Tehran. Investigasi mengaitkan kematiannya dengan kondisi medisnya, menepis tuduhan bahwa dia telah dipukuli oleh pasukan polisi.

Terlepas dari klarifikasi pejabat Iran tentang keadaan seputar kematian Amini, protes jalanan yang penuh kekerasan telah menyebabkan serangan terhadap petugas keamanan dan tindakan vandalisme terhadap properti dan tempat suci publik.

Sementara itu, Republik Islam mengecam keras beberapa negara karena memprovokasi kerusuhan melalui agen mata-mata dan alat propaganda mereka. London, khususnya, menampung beberapa jaringan anti-Iran, termasuk Iran International, Manoto, dan BBC Persia.[IT/r]
Comment