0
Monday 5 December 2022 - 10:44
AS - Zionis Israel:

Blinken Memperingatkan Rezim Netanyahu terhadap Pemukiman Ilegal dan Aneksasi

Story Code : 1028545
Blinken Memperingatkan Rezim Netanyahu terhadap Pemukiman Ilegal dan Aneksasi
Namun, Blinken pada hari Minggu (4/12) juga mengatakan bahwa Washington akan menilai rezim mendatang Benjamin Netanyahu berdasarkan tindakan dan bukan kepribadian.

Politisi kontroversial Israel Netanyahu kemungkinan akan kembali berkuasa setelah mencapai kesepakatan koalisi dengan kelompok ekstrim kanan termasuk Zionisme Agama, yang dapat ditugaskan untuk membangun pemukiman ilegal dan kebijakan perampasan tanah rezim Tel Aviv di wilayah Palestina yang diduduki.

Blinken memberi selamat kepada Netanyahu, yang dilecehkan oleh pemerintahan Demokrat sebelumnya di Washington.

"Kami akan mengukur pemerintah dengan kebijakan yang dikejarnya daripada kepribadian individu," kata Blinken.

Lebih dari 600.000 orang Zionis Israel tinggal di lebih dari 230 permukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel tahun 1967 di Tepi Barat dan al-Quds Timur.

Semua pemukiman Zionis Israel adalah ilegal menurut hukum internasional. Dewan Keamanan PBB mengutuk kegiatan permukiman Zionis Israel di wilayah pendudukan dalam beberapa resolusi.

Warga Palestina menginginkan Tepi Barat sebagai bagian dari negara merdeka di masa depan dengan al-Quds Timur sebagai ibu kotanya.

Putaran terakhir pembicaraan Zionis Israel-Palestina gagal pada tahun 2014. Di antara poin-poin penting dalam negosiasi tersebut adalah perluasan pemukiman ilegal Israel yang terus berlanjut.

Diplomat tinggi AS mengatakan pemerintahan Biden akan bekerja "tanpa henti" untuk melestarikan "cakrawala harapan", betapapun redupnya, untuk pembentukan negara Palestina, menurut AFP.

“Kami juga akan terus dengan tegas menentang setiap tindakan yang merusak prospek solusi dua negara termasuk namun tidak terbatas pada perluasan pemukiman, bergerak menuju aneksasi Tepi Barat, gangguan terhadap status quo bersejarah tempat suci, pembongkaran dan penggusuran, dan hasutan untuk melakukan kekerasan," kata Blinken.

Zionis Israel mengadakan pemilu kelimanya pada 1 November dalam waktu kurang dari empat tahun yang terjadi setelah runtuhnya koalisi beraneka ragam yang berusaha mencegah Netanyahu yang dilanda skandal.

Koalisi pimpinan partai Netanyahu meraih 64 kursi di Knesset, parlemen rezim, yang mengemas 120 kursi.

Otoritas Palestina (PA) mengatakan hasil pemilu menjadi pertanda buruk bagi warga Palestina.

"Majunya partai-partai agama sayap kanan dalam pemilihan Zionis Israel... adalah kesaksian atas munculnya ekstremisme dan rasisme dalam masyarakat Zionis Israel dan yang telah diderita rakyat kami selama bertahun-tahun," kata Perdana Menteri PA yang bermarkas di Tepi Barat yang diduduki, Mohammed Shtayyeh. setelah pemilu 1 November.

"Kami tidak punya ilusi bahwa pemilu Zionis Israel akan menghasilkan mitra perdamaian," tambahnya.[IT/r]
Comment