Juru Bicara: Tehran Tidak Bernegosiasi dengan AS, E3 Di Bawah Tekanan dan Ancaman 

Berbicara dalam pers mingguannya pada hari Senin (5/12), Kanaani sekali lagi mengungkapkan posisi prinsip Tehran terkait pembicaraan kebangkitan JCPOA.

Posisi Iran cukup jelas, kata juru bicara itu kepada wartawan, dengan mengatakan, "Pejabat Amerika tahu bahwa Republik Islam Iran, di bawah tekanan dan ancaman, tidak mau bernegosiasi atau membuat konsesi."

Mengatakan bahwa Iran telah berkomitmen pada JCPOA dan memenuhi komitmennya berdasarkan kesepakatan tersebut, dia mengkritik pemerintah AS sebagai pelanggar kesepakatan nuklir.

Dia juga mengingatkan bahwa ketiga negara Eropa tersebut tidak memenuhi kewajibannya dan tidak dapat memberikan kompensasi atas penarikan AS dari JCPOA.

Mencapai kesepakatan dimungkinkan dalam waktu singkat, kata Kanaani, menasihati orang Eropa untuk tidak menyerah kepada Amerika.

Dia juga bereaksi terhadap tindakan ilegal dan intervensionis dari beberapa pemerintah Barat terhadap Iran dengan dalih perkembangan internal di negara tersebut.

Iran telah secara resmi dan terbuka mengumumkan posisinya melalui media, negosiasi, dan pertemuan, katanya.

"Setiap penyalahgunaan perkembangan internal Iran untuk memberikan tekanan politik terhadap negara kami adalah terkutuk dan tidak dapat diterima," tegas Kanaani.

Sepanjang sejarah, beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB dan badan Hak Asasi Manusia telah melakukan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya terhadap pemerintah dan negara merdeka dan sekarang menggunakan hak asasi manusia sebagai alat untuk menekan, katanya.

Tehran menganggap peningkatan hubungan antara Iran dan Arab Saudi untuk kepentingan kedua belah pihak dan kawasan, juru bicara itu menggarisbawahi, menjawab pertanyaan tentang posisi Iran dalam meningkatkan hubungan dengan negara Teluk itu.

Pemerintah Irak telah melakukan upaya konstruktif mengenai pembicaraan Teheran-Riyadh dan Iran menyambut setiap langkah untuk menyelesaikan proses ini, tegas diplomat senior Iran itu.[IT/r]