Islam Times - Reuters: Xi China Akan Segera Mengunjungi Moskow

IslamTimes - Presiden China Xi Jinping sedang merencanakan perjalanan ke Moskow untuk mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, dan dapat tiba paling cepat minggu depan, Reuters melaporkan pada hari Senin (13/3), mengutip sumber anonim.

Baik Kremlin maupun Beijing tidak mengonfirmasi kunjungan tersebut, meskipun TASS melaporkan pada akhir Januari bahwa Putin telah mengundang pemimpin China itu ke ibu kota Rusia. The Wall Street Journal juga melaporkan bulan lalu bahwa Xi dapat melakukan perjalanan ke Moskow pada bulan April atau awal Mei.

Pekan lalu, juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov menyatakan bahwa Kremlin tidak akan mengumumkan tanggal kemungkinan kunjungan karena tidak ada detail spesifik yang dikonfirmasi. “Sejauh ini, kami tidak memiliki apa pun untuk dilaporkan tentang topik ini. Semua kunjungan tamu asing kepada kami diumumkan tepat waktu,” kata Peskov kepada TASS.

Potensi perjalanan Xi akan fokus pada penguatan hubungan Rusia-Cina, serta memajukan pembicaraan perdamaian multilateral di Ukraina dan menggarisbawahi pentingnya non-proliferasi senjata nuklir, menurut Wall Street Journal.

Berbeda dengan Barat, China menolak mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina dan tidak menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Moskow. Sebaliknya, China telah berulang kali menyerukan resolusi damai untuk konflik tersebut.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri China Qin Gang berpendapat bahwa pertempuran antara Moskow dan Kiev telah mencapai "titik kritis" dan dapat meningkat di luar kendali kecuali proses perdamaian segera dimulai.

Pada akhir Februari, China meluncurkan peta jalan 12 poinnya sendiri yang dirancang untuk mengakhiri konflik di Ukraina. Beijing meminta komunitas internasional untuk mendorong semua upaya untuk menyelesaikan situasi secara damai dan mendesak Moskow dan Kiev untuk "tetap rasional dan menahan diri."

Rencana tersebut juga menekankan pentingnya meninggalkan “mentalitas Perang Dingin”, menghentikan “serangan bersenjata” terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir, dan mengabaikan sanksi apa pun yang belum disetujui oleh Dewan Keamanan PBB.[IT/r]