Juru Bicara: Aktivitas Rudal Iran Sah Berdasarkan Hukum Internasional 

Kegiatan rudal Republik Islam Iran bersifat konvensional, defensif, dan sepenuhnya sah berdasarkan hukum internasional, kata Kanaani pada hari Kamis (8/6).

Negara-negara yang memiliki sejarah panjang merusak kewajiban internasional mereka di berbagai bidang tidak memiliki hak untuk mengomentari kemampuan pertahanan yang sah dan sepenuhnya sah dari Republik Islam Iran, tambah juru bicara itu.

Kanaani juga menganggap perjanjian AUKUS yang ditandatangani antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat sebagai contoh nyata dari pendekatan politik dan diskriminatif kekuatan nuklir dalam mentransfer teknologi dan uranium yang diperkaya tinggi ke negara non-nuklir yang melanggar Perjanjian Proliferasi Non-nuklir. .

Dia kemudian memuji upaya angkatan bersenjata Iran untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara.

Pasukan Kedirgantaraan Pengawal Revolusi Islam Iran [IRG] meluncurkan rudal hipersonik buatan dalam negeri bernama "Fattah" pada hari Selasa.

Rudal hipersonik memiliki jangkauan 1.400 kilometer, mencapai kecepatan Mach 13-15, dan dapat menembus serta menghancurkan semua perisai anti-rudal.

Amerika Serikat mengumumkan pada hari Selasa (6/6) bahwa mereka telah memberikan sanksi kepada jaringan 7 individu dan 6 entitas yang diduga terkait dengan program rudal balistik Iran di negara tersebut, China dan Hong Kong.

Reaksi marah ini datang sementara Iran memiliki hak untuk mengembangkan kemampuan pertahanannya, terutama program misil dalam negeri.[IT/r]