0
Saturday 23 September 2023 - 01:44
Iran - AS:

Standar Ganda Media dalam Meliput Kesepakatan Pertukaran Tahanan Iran-AS

Story Code : 1083272
Standar Ganda Media dalam Meliput Kesepakatan Pertukaran Tahanan Iran-AS
Kejahatan mereka adalah menjalankan bisnis yang diklaim AS telah melanggar sanksi AS.

Sementara itu, lima tahanan yang ditahan di penjara Iran juga telah dibebaskan.

Kejahatan mereka jauh lebih serius dari sekedar berbisnis, mereka dituduh melakukan mata-mata.

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dan timnya melakukan pembicaraan di balik layar yang sangat sulit, sebuah tugas yang sulit karena Iran dan AS tidak dapat bernegosiasi secara langsung.

Berkat mediasi Qatar dan Oman, pembebasan akhirnya bisa dilakukan.

Hal ini dianggap sebagai pencapaian besar bagi pemerintahan Raisi, yang telah menyetujui pertukaran tersebut atas dasar kemanusiaan.

Standar ganda yang luar biasa berperan dalam cara media Barat meliput berita ini. Tampaknya media arus utama Barat telah lupa bahwa AS telah memenjarakan warga Iran, secara ilegal, di penjara mereka, secara emosional meliput tahanan yang dibebaskan dari Iran, sambil mengutuk Iran dan para pejabatnya. Bahkan tidak sedikit liputan mengenai para tahanan atau keluarga yang ditinggalkan di pihak Iran.

Salah satu tahanan yang ditahan Iran atas tuduhan mata-mata sejak tahun 2015, Siamak Namazi, seorang pengusaha, berterima kasih kepada Presiden AS karena pada akhirnya menempatkan kehidupan warga Amerika di atas politik, seolah-olah presiden Iran tidak melakukan hal yang sama. Namun politik yang dibicarakan Namazi adalah kebijakan luar negeri AS.

Terobsesi dengan sanksi AS menggunakan kebijakan sanksinya untuk memaksa negara-negara agar mengikuti garis kebijakan luar negerinya.

Bahkan pada hari pembebasan tahanan Washington memberikan sanksi kepada mantan presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad. Dia adalah Presiden Iran 10 tahun lalu.

Selain itu, AS memberikan sanksi kepada Kementerian Intelijen Iran, dan hanya beberapa hari sebelumnya, AS telah memberikan sanksi kepada 29 individu dan entitas sehubungan dengan apa yang diklaimnya sebagai penindasan dengan kekerasan terhadap protes nasional, termasuk Press TV.

Dalam kasus Siamak Namazi ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena spionase dan kerja sama dengan pemerintah AS dan jaringan intelijen asing.

Perusahaannya Atieh Bahar Consulting di Tehran dikaitkan, secara diam-diam bertindak dengan organisasi yang dikelola pemerintah AS yang bersifat anti-Iran, termasuk saluran TV VOA, Institut Studi Strategi Nasional pemerintah AS, INSS di Universitas Pertahanan Nasional Pentagon, dan Kantor Urusan Iran di Departemen Luar Negeri AS.

Presiden Ebrahim Raisi berada di New York untuk menghadiri pertemuan tahunan Majelis Umum PBB.

Sejak dia berkuasa, presiden Iran telah dengan cepat memantau hubungan Iran dengan sejumlah negara, memperluas persahabatan dan perdamaian kepada para pemimpin dari Amerika Latin hingga Afrika, Asia Barat, dan negara-negara Asia Timur. Namun AS menggambarkan pemerintahan ini sebagai "rezim teroris jahat".

Apa yang telah dilakukan Iran sehingga pantas mendapatkan gambaran tersebut?

Apakah Iran menyita pendapatan negara lain, memaksa negara yang memiliki dana tersebut untuk menyanderanya, atau apakah Iran menyita kapal tanker minyak negara lain di laut, yang pada hakikatnya merupakan bentuk pembajakan?

Dalam hal ini, alasan yang diberikan adalah operasi penegakan sanksi.

Tindakan yang didorong oleh sanksi tersebut telah menjadi bumerang dan kembali menghantui Amerika Serikat bersama dengan sekutu-sekutunya dan mitra-mitra Eropanya.

Sebagian besar negara telah menyadari bahwa bukan Iran yang memiliki unsur-unsur jahat, melainkan Amerika Serikat.

Rezim sanksi, penggunaan dolar sebagai senjata, dan agenda kebijakan luar negeri Washington yang tidak masuk akal telah membuat AS terisolasi di panggung internasional.

Organisasi seperti BRICS dan SCO adalah buktinya. Negara-negara menolak pendekatan AS dan menyelaraskan diri satu sama lain. Beberapa media AS dan Barat menuduh Iran melakukan tindakan penyanderaan dan tebusan, namun kalimat ini tidak mendapat banyak pembeli, terutama jika menyangkut topik tahanan.

Sebuah negara yang memiliki jumlah tahanan terbanyak di dalam penjaranya tidak bisa menuduh negara lain seperti Iran sebagai negara nakal, apalagi penyiksaan ilegal yang terjadi di sana. AS juga tidak memiliki kredibilitas ketika mendukung rezim seperti entitas “Israel”, yang hampir setiap hari menahan dan memenjarakan orang tanpa tuduhan atau pengadilan.

Sementara Iran memberikan pengampunan kepada ribuan tahanan setiap tahunnya atas kebijakan dan persetujuan pemimpinnya. Jadi narasi penyanderaan dan tebusan Barat terhadap Iran tidak berlaku.

Para pakar Barat dan 'kelompok hak asasi manusia' tidak menyebutkan warga Iran yang mendekam di penjara AS.

Mereka menuduh Iran memalsukan tuduhan terhadap para tahanan seperti tuduhan mata-mata

AS perlu diingatkan bagaimana mereka memata-matai Iran dalam skala besar ketika mereka memiliki kedutaan besar di Iran.

Namun AS tidak belajar dari pengalamannya dan terus melakukan kampanye tekanan maksimum yang gagal.

Sebuah kegagalan yang diakui oleh para pejabat AS. Iran akan terus memenjarakan siapa pun yang dicurigai melakukan mata-mata dan bertindak melawan keamanan nasional Iran seperti yang telah dilakukan berkali-kali.[IT/r]
Comment