0
Tuesday 26 September 2023 - 05:15
Islamofobia di Eropa:

Olimpiade Paris 2024: Prancis Larang Atletnya Sendiri Mengenakan Kerudung

Story Code : 1083985
Olimpiade Paris 2024: Prancis Larang Atletnya Sendiri Mengenakan Kerudung
Tampil sebagai tamu di acara Sunday In Politics yang ditayangkan di saluran France 3, Amelie Oudea-Castera mengatakan bahwa tidak ada anggota delegasi Prancis yang diperbolehkan mengenakan penutup kepala.

“Perwakilan delegasi kami di tim Prancis kami tidak akan mengenakan kerudung,” katanya, lebih lanjut mengisyaratkan bahwa pembatasan dapat diperpanjang.

“Mengenai posisi Perancis mengenai masalah ini, berkat keputusan Dewan Negara baru-baru ini, kami telah menyatakan dengan sangat jelas kepada perdana menteri keterikatan kami pada rezim sekularisme yang ketat, yang diterapkan secara ketat di bidang olahraga,” katanya menambahkan.

Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya fokus pada pakaian Muslim di Perancis, tak lama setelah negara tersebut menerapkan larangan bagi siswi sekolah untuk mengenakan pakaian abaya.

Perempuan Muslim di Perancis sudah dilarang mengenakan kerudung, atau hijab, di lembaga-lembaga publik, seperti kantor pemerintah, sekolah, dan universitas.

Banyak pengusaha juga mempunyai peraturan tidak tertulis mengenai mempekerjakan perempuan yang mengenakan jilbab atau memutuskan untuk mulai mengenakan jilbab selama bekerja.

Meskipun secara teori pembatasan ini berlaku untuk semua agama, namun dalam praktiknya, perempuan Muslim, yang mengenakan jilbab atau abaya karena alasan agama atau budaya, adalah sasaran utamanya.

Larangan perempuan mengenakan jilbab pada acara tersebut telah memicu gelombang kemarahan online dan banyak yang menggunakan platform media sosial untuk menyerukan boikot terhadap acara tersebut.

Akhir bulan lalu, Menteri Pendidikan Perancis Gabriel Attal mengumumkan bahwa mengenakan abaya tidak lagi diperbolehkan di lembaga pendidikan karena melanggar prinsip sekularisme.

Keputusan tersebut menyebabkan gelombang kejutan di seluruh negeri ketika seorang gadis Muslim dikeluarkan dari sekolah karena mengenakan jubah panjang.

Dalam kejadian sebelumnya, siswi bahkan dikucilkan karena mengenakan rok yang dianggap kurang pendek!

Aktivis dan kelompok hak asasi manusia telah lama menyatakan keprihatinan bahwa fokus yang intens pada jilbab dan pakaian wanita Muslim secara umum – seringkali dengan kedok kebijakan yang melarang simbol-simbol agama – merupakan gejala Islamofobia yang dinormalisasi di beberapa negara Uni Eropa.[IT/r]
Comment