Islam Times - Jihad Islam: 'Rencana Kelanjutan Hari' untuk Gaza Hanya Ditentukan oleh Perlawanan

Jihad Islam: 'Rencana Kelanjutan Hari' untuk Gaza Hanya Ditentukan oleh Perlawanan

IslamTimes - Gerakan perlawanan Palestina Jihad Islam telah memperingatkan Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu mengenai skema rezim pasca perang, dengan mengatakan apa yang disebut “rencana kelanjutan hari” untuk Jalur Gaza hanya akan ditentukan oleh perlawanan.

Abu Hamza, juru bicara Brigade al-Quds, sayap bersenjata Jihad Islam, menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Sabtu (2/3).

“Pesan kami kepada musuh dan pemimpin kelompok ini, Netanyahu, adalah bahwa masalah 'hari setelahnya' di Gaza tidak lain ditentukan oleh perlawanan Palestina,” katanya.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa berakhirnya perang di Gaza akan menjadi awal dari kehancuran total rezim Zionis Israel di seluruh wilayah pendudukan.

Hamzah lebih lanjut mencatat bahwa perlawanan mampu melanjutkan perlawanan terhadap rezim Zionis Israel dengan kekuatan penuh tidak peduli berapa lama hal itu berlangsung.

Dia juga meminta negara-negara Arab dan Muslim untuk memberikan senjata kepada Palestina, dan menekankan bahwa tidak seorang pun boleh membuat alasan untuk mengabaikan perjuangan yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina atas nama umat Islam.

“Biarkan Ramadhan menjadi bulan yang penuh kengerian dan kegelisahan bagi pendudukan,” katanya, seraya menyerukan agar hari pertama Ramadhan “menjadi hari mobilisasi global di segala bidang – menyerang pos pemeriksaan, menghadapi musuh, dan mengintensifkan serangan.” .”

Pada bulan Januari lalu, Menteri Urusan Militer Zionis Israel Yoav Gallant merilis “kelanjutan hari” untuk Jalur Gaza yang akan menyerahkan pemerintahan Gaza kepada “badan-badan Palestina” yang tidak disebutkan namanya, sambil memberikan kontrol keamanan kepada rezim Zionis Israel atas tanah Palestina.

Hal ini terjadi setelah pasukan Zionis Israel menyelesaikan serangan brutal mereka selama berbulan-bulan terhadap wilayah yang terkepung. Pemerintah Palestina telah menolak skema tersebut dan mengindikasikan bahwa mereka tidak terbuka terhadap skema tersebut.

Zionis Israel melancarkan perang genosida di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Hamas Palestina melakukan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas perampas tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.

Sejak dimulainya serangan, Zionis Israel telah membunuh 30.320 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Rezim Tel Aviv juga memberlakukan “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut, memutus bahan bakar, listrik, makanan, dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.[IT/r]