0
4
Komentar
Thursday 14 May 2015 - 17:03

Hamas dan Ikhwanul Muslimin (IM) Menikam Pinggang Muslimin

Story Code : 460802
Morsi dan Salman
Morsi dan Salman
Perjuangan untuk mempertahankan hidup adalah fitrah dan insting manusia. Meskipun fakta di Barat menunjukkan sebaliknya, bahwa filosofis mempertahankan hidup semata-mata karena dorongan materialisme dan utilitarianisme yang merupakan sumber bagaimana manusia harus mempertahankan hidup. Bagi materialisme dan utilitarianisme, suatu tindakan dianggap patut adalah ketika memaksimalkan penggunaan (utility), yang biasa didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. Salah satu bukti klaim ini adalah ketabahan dan tekad mereka dengan menunjukkan pengorbanan keamanan dan kehidupan itu sendiri demi prinsip-prinsip yang lebih tinggi. Sejarah menawarkan banyak contoh individu-individu pemberani dan pengorbanan besar mereka dalam upaya menegakkan prinsip-prinsip yang dihargai.

Namun, bagi umat Islam, hal diatas jauh lebih penting dan mulia. Muslimin menganggap hidup merupakan amanah (trust) dari Allah swt dan jika datang panggilan, mereka akan bersedia mengorbankan demi Allah Swt. Pengorbanan orang seperti syahid dalam arti yang lebih luas, itu berarti dirinya sudah memberikan kesaksian kebenaran atas supremasi Allah Swt dengan menawarkan nilai hidupnya sendiri.

Sepanjang sejarah, umat Islam telah berjuang menegakkan panji Islam dan prinsip-prinsip murni Islami. Hal ini terwujud dalam bentuk yang terorganisir melalui apa yang biasa disebut gerakan Islam. Sayangnya, di bawah pengaruh pemikiran korosif politik Barat, banyak gerakan-gerakan Islam justru berubah menjadi partai politik sektarian dengan kedok dan jubah Islam. Contoh dari gerakan-gerakan itu dapat disebutkan seperti Hizbullah, Hamas, Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Jama'at-e Islami di Pakistan. Dua gerakan terakhir tunduk pada kolonialisme dengan dalih menjaga ketertiban dalam masyarakat dan sebagai sesuatu yang sah dan beroperasi dalam batas-batas tertentu. Sementara Hizbullah dan Hamas diluar domain ini.

Pada tingkat pribadi, sebagian besar anggota gerakan ini benar-benar menjaga ketaqwaan dan berperilaku dzuhut, tapi, pada tingkat kolektif,- yang semestinya taqwa dan dzuhut bisa berkembang menjadi iman sosial-, mereka sering gagal total. Sebagai contoh yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan adalah dari gerakan Ikhwanul Muslimin dan Hamas. Kedua gerakan ini telah mempersembahkan berbagai pengorbanan besar selama bertahun-tahun, materi, jiwa dan kesempatan, bahkan Ikhwanul Muslimin (terutama kepemimpinannya) bisa dibilang lebih dari yang lain. Oleh karena itu, sangat menyedihkan ketika keduanya jatuh pada ideologi sektarianisme yang justru memecah belah nasionalisme Arab bahkan muslimin akhir-akhir ini. Hal ini bisa jadi sebagai akibat dari iming-iming bujuk rayu keuangan melimpah dari Bani Saud.

Benar, Ikhwanul Mesir di Mesir menghadapi brutalisme militer yang dulu bergandengan tangan saling mendukung untuk menjatuhkan rezim diktator Hosni Mubarak. Bahkan hari-hari ini ribuan pendukungnya meringkuk dalam penjara oleh militer dan berjajar di tiang gantungan menunggu kematian.

Disisi lain, gerakan Hamas menghadapi berbagai serangan jahat dari rezim penjajah al-Quds, Israel. Ribuan warga Palestina yang tidak bersalah akan tewas terbunuh kapan saja, bahkan hari-hari ini, kita tidak bisa berharap akan ada sesuatu yang berbeda dari aksi pembunuhan massal Zionisme cum imperialisme. Hal yang sama berlaku bagi preman Mesir yang bertindak sebagai agen imperialisme, Zionisme dan sekarang Wahhabisme Bani Saud!.

Ketika Bani Saud menyatakan Ikhwanul Muslimin (IM) dan Hamas sebagai organisasi teroris yang mesti dibasmi pada bulan Januari 2014 lalu, respon Ikhwanul Muslimin benar-benar mengecewakan. Mereka hanya sebatas menyatakan penyesalan atas hukuman hina tersebut. Ini karena Ikhwanul Muslimin teringat akan daftar panjang layanan tanpa batas yang diberikan Bani Saud hampir satu abad yang lalu yang seolah-oleh membuat mereka tetap eksis di Semenanjung Arab, dan kemudian meraih kekuasaan sejenak di Mesir.

Hamas juga demikian, memihak dan mendukung Bani Saud dalam membantai muslimin di Yaman, negara Arab termiskin di kawasan itu. Jelas, dukungan ini mirip dengan dukungan Bani Saud atas serangan Zionis Israel di Gaza.

Tidak ada yang akan meragukan pengorbanan yang dilakukan Ikhwanul Muslimin dan Hamas selama bertahun-tahun, bahkan hampir seluruh muslimin mencantolkan secuil harapan kepada mereka yang diharap akan menegakkan prinsip-prinsip Islam dan tidak akan menyerah pada godaan materliasme. Anggota dan pemimpin gerakan Islam terutama Ikhwanul Muslimin dan Hamas semestinya selalu mengingat respon yang mulia Rasulullah saw atas tawaran yang dibuat oleh musyrikin Mekkah. Saat itu, musrikin berbondong-bondong datang menghadap Rasulullah Swa dengan gelimpang harta dan uang, bujukan dan bahkan posisi kepemimpinan jika Rasulullah Saw berada di bawah perintah dan kontrol dewa-dewa mereka. Tapi Rasululllah tak bergeming dan terus berjalan dengan prinsip dan nilai-nilai Islam, karenanya, Rasul yang mulia menolak kesepakatan seperti itu.

Sekarang, bagaimana bisa orang-orang seperti Hamas dan Ikhwanul Muslimin yang mengaku menegakkan prinsip-prinsip Islam, dan ingin membangun masyarakat Islam, tiba-tiba tergelincir iming-iming harta Bani Saud dan membuat kesalahan fatal seperti itu, menyelaraskan prisip dengan mengkhianati Islam dan Muslimin sebegitu mencolok? Apakah Ikhwanul Muslimin tidak menyadari bahwa Bani Saud-lah yang menjatuhkan pemerintahan Presiden Morsi Ikhwanul Muslimin? Apakah mereka tidak menyadari fakta bahwa Bani Saud terus membiayai jenderal el-Sisi untuk tetap berkuasa dan mengirim para pemimpin Ikhwanul Muslimin ke tiang gantungan? Apakah karena miliaran dollar Bani Saud yang dituangkan ke dalam pundi-pundi mereka sehingga gelap mata?

Bagaimana dengan Hamas? Bagaimana mereka masih bisa merasa nyaman dan tenang ketika sebuah gerakan Islam berdiri hanya untuk memuji serangan brutal Zionis di kantong kecil mereka? Bahkan, hal yang sama terjadi saat Bani Saud melakukan pembantaian terhadap muslimin tertindas di Yaman. Apakah karena miliaran dollar Bani Saud memenuhi kantong-kantong celana dan baju mereka sehingga harus menikam pinggang sesama muslimin?

Berapa banyak lagi bukti yang mereka butuhkan mengenai kebijakan anti-Islam Bani Saud Wahabi sebelum Ikhwanul Muslimin dan Hamas benar-benar menjauhkan diri kemudian meluruskan perilaku dan kebijakan mereka?

Baik Ikhwanul Muslimin dan Hamas akan menghadapi resiko kehilangan dukungan umat Islam global dengan kebijakan cupet itu. Muslimin mendukung perjuangan mereka bukan karena nasionalisme Arab, tetapi karena prinsip-prinsip Islam, dan karena muslimin melihat perjuangan Islam. Hamas dan Ikhwanul Muslimin tidak harus mengkhianati kepercayaan Muslimin demi keuntungan jangka pendek yang belum tentu bisa diraih. [Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times/Onh/Ass]




Comment


wahabi salafi takfiri
Indonesia
Hamas tidak perlu dibantu, krn sudah dua kali menghianati Islam. Pertama khianat terhadap Rakyat suriah yg telah melindungi rakyat palestin yg ungsi di suriah hampir ratusan tahun dan suriah sangat mendukung gerkan Hamas. Kedua mereka mendukung Bani saud bantai muslimin Yaman yg selama ini khianati perjuangan Hamas yg sebut hamas adalah organisasi teroris. Hamas kemuadian pura2 (munafiq) tobat dan datangi Iran yg selalu suapi nasi dimulutnya dg kembali dukung Suriah (Assad) yg didukung oleh Iran. Jadi baiknya hamas dibiarkan saja hancur lebur, penghianatan dalam Islam hukumannya adalah hukuman mati.
antiwahabi
Indonesia
dasar antek wahabi
Propaganda hanya orang2 yg picik yg berfikir spt itu......
HAha dasar syiah
United States
Bukankah Hamas didirikan oleh israel,???