0
Monday 6 February 2017 - 22:40
Pelecehan Seksual di Gereja Australia:

4.444 Korban Pelecehan Seks Tokoh Gereja Katolik Australia

Story Code : 607100
Pelecehan Seksual.jpg
Pelecehan Seksual.jpg
Antara tahun 1950 dan 2015, 7% dari pendeta Gereja Australia dituduh melakukan pelecehan anak-anak, menurut Royal Commission into Institutional Responses to Child Sexual Abuse di Sydney, Australia. Lebih dari 40% dari pendeta telah terlibat dituduh melakukan pelecehan.

Yang sangat menyedihkan, pejabat gereja Francis Sullivan mengatakan sidang hari Senin (6/2), "angka-angka ini mengejutkan. Mereka tragis dan mereka tidak dapat dipertahankan."

Temuan komisi ini bukan hanya memberikan bukti tapi juga epidemi global pelecehan seks yang ditutup-tutupi gereja. Laporan sebelumnya telah mendokumentasikan kekerasan yang meluas di Amerika Serikat, Irlandia, Brazil, Belanda dan Jerman, dan di negara-negara lain.

Dalam sambutannya, Gail Furness SC mengatakan, menurut hasil sebuah survei, 4.444 kasus pelecehan antara Januari 1980 dan Februari 2015 dilaporkan ke lembaga otoritas Gereja Katolik Australia.

Gail menambahkan, 60 persen korban yang menghadiri sesi pertemuan dengan komisi khusus yang melaporkan bahwa pelecehan terjadi di lembaga-lembaga keagamaan.
Dari jumlah tersebut, hampir dua pertiganya melaporkan pelecehan terjadi di lembaga-lembaga yang berafiliasi ke Gereja Katolik.

Laporan komisi khusus menunjukkan, 1.880 terduga pelaku pelecehan berasal dari Gereja Katolik, 572 di antaranya pastor. Gail Furness menggambarkan, pengakuan para korban itu sangat menyedihkan.

"Anak-anak diabaikan atau lebih buruk lagi diberi hukuman," katanya.

"Tuduhan tidak ditindaklanjuti. Pastor dan pemuka agama dipindahkan. Tempat tugas baru atau jemaatnya tidak tahu-menahu masa lalu mereka ini," tutur Furness.

"Dokumen-dokumen tidak disimpan, atau dihancurkan. Kerahasiaan berlaku, begitu pula upaya menutup-nutupi," tambahnya.

Usia rata-rata para korban saat mereka diduga dilecehkan adalah 10 tahun untuk anak perempuan dan 11 tahun untuk anak laki-laki.

Lembaga keagamaan menjadi sorotan. Data menunjukkan antara tahun 1950 dan 2010, lebih dari 20 persen kasus pelecehan anak terjadi di lembaga Marist Brothers, Salesians of the Don Bosco, dan Christian Brothers.

Berdasarkan data yang dirilis untuk kali pertama ini, kasus pelecehan di organisasi St John of God Brothers bahkan mencapai 40,4 persen.

Di antara para korban terdapat dua anak perempuan dari Anthony dan Chrissie Foster. Satu dari kedua anak itu telah meninggal dunia.

Di luar persidangan, Chrissie menuturkan kisah perlakuan Gereja Katolik terhadap anak-anak mereka.

"Para pastor Katolik telah membuat nama Tuhan jadi jelek. Mereka ini aib. Mereka tak menyesali perbuatannya," kata Chrissie.

"Sudah begitu lama hal ini menjadi cara mereka menyembunyikan pelaku. Memindahkan tempat tugas mereka, tanpa memedulikan apakah anak-anak lainnya bisa menjadi korban dan mengalami nasib mengerikan ini," tambahnya.

"Mereka tidak menunjukkan belas kasihan, tidak ada penyesalan. Tidak ada sama sekali," tambah Chrissie.

Salah seorang tokoh paling senior dari Gereja Katolik Australia, Francis Sullivan, dalam persidangan mengakui terjadinya pelecehan dan menegaskan bahwa jumlahnya sangat mengejutkan.

"Kejadian itu tragis dan tidak dapat dibela," ujarnya.

"Setiap yang tertera dalam data ini umumnya mewakili anak-anak yang menderita di tangan seseorang yang seharusnya merawat dan melindungi mereka," ujar Sullivan,
Keuskupan Sydney, Perth, Brisbane, Adelaide, Melbourne, dan Canberra-Goulburn bertemu untuk memberikan bukti-bukti sebagai bagian dari persidangan terbuka selama tiga pekan.

Diperkirakan, pertanyaan akan berfokus pada seberapa jauh pelecehan seksual anak-anak terjadi dalam hampir tujuh dekade dan langkah yang dilakukan pemimpin gereja untuk melindungi anak-anak yang menjadi korban.

Ini merupakan persidangan terbuka yang ke-50 dari penyelidikan komisi khusus yang dijadwalkan berlangsung selama 4 tahun, sekaligus persidangan ke-16 khusus bagi Gereja Katolik.

Komisi khusus melakukan penyelidikan tentang bagaimana berbagai lembaga di Australia, termasuk sekolah, gereja, klub olahraga, dan lembaga pemerintah, menanggapi laporan pelecehan seksual di lembaga masing-masing.[IT/r]
Comment