0
Friday 17 August 2018 - 03:01
Gejolak Politik AS:

300 Outlet Berita Bergabung dengan Gerakan Media Anti-Trump

Story Code : 744977
Donald Trump..jpg
Donald Trump..jpg
Gerakan ini, yang diselenggarakan oleh Boston Globe, telah menyaksikan beberapa surat kabar Amerika yang paling dihormati dan beredar luas, termasuk The New York Times, The Dallas Morning News, The Denver Post, The Philadelphia Inquirer, dan The Chicago Sun-Times, berkomitmen untuk menentang Trump di halaman editorial mereka.

Dalam sebuah seruan pada koran lain untuk bergabung dengan upaya tersebut, Boston Globe menulis Rabu (15/8), "Kami mengusulkan untuk menerbitkan sebuah editorial pada 16 Agustus tentang bahaya serangan pemerintah terhadap pers dan meminta orang lain untuk berkomitmen menerbitkan editorial mereka sendiri pada tanggal yang sama. "

Inisiatif itu muncul kembali setelah serangan verbal berulang-ulang pada jurnalis, menyebut media mainstream "berita palsu" dan "musuh rakyat Amerika."

Ketegangan terus meningkat lagi awal bulan ini, ketika wartawan CNN Jim Acosta keluar dari konferensi pers setelah juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menolak untuk menyanggah komentar "musuh rakyat" Trump.

Media FAKE NEWS (gagal @nytimes, @NBCNews, @ABC, @CBS, @CNN) bukan musuh saya, itu adalah musuh Rakyat Amerika!
- Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 17 Februari 2017

"Kebesaran Amerika tergantung pada peran pers bebas untuk berbicara kebenaran kepada yang berkuasa," kata Globe, menuduh Trump melakukan "serangan berkelanjutan terhadap pers bebas."

"Untuk memberi label pers 'musuh rakyat' adalah seperti bukan-Amerika karena berbahaya bagi gabungan sipil yang telah kami layani selama lebih dari dua abad," tambah artikel itu.

Senator Jeff Flake, salah satu kritikus Partai Republik terhadap Trump, telah menyamakan retorika presiden dengan yang diadopsi oleh mantan diktator Soviet Josef Stalin.

Kansas City Star, sebuah surat kabar di negara bagian Missouri, tempat Trump menang dalam pemilihan presiden 2016, menggambar analogi serupa pada hari Rabu (16/8) dan mengecam "berita palsu" Trump.[IT/r]
 
 
Comment