0
Wednesday 14 November 2018 - 19:01

Mantan CIA: AS Bantu Saudi Tutupi Pembunuhan Jamal Khashoggi

Story Code : 761193
Robert Baer di CNN (screen grab/CNN)
Robert Baer di CNN (screen grab/CNN)
Salah seorang mantan pejabat Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA), Robert Booker Baer, menyebut pemerintahan Presiden AS Donald Trump ikut membantu Arab Saudi dalam menutup-nutupi pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.

Hal itu disampaikan Baer yang kini menjadi analis intelijen untuk CNN, saat berbicara dalam program acara televisi CNN 'Jake Tapper' pada 13 November seperti dilansir Business Insider dan Hurriyet Daily News, Rabu (14/11/2018).

Baer sebelumnya pernah bekerja sebagai agen CIA khususnya untuk isu-isu kawasan Timur Tengah. Disebutkan Baer dalam analisisnya bahwa pemerintahan Trump dengan sengaja meredam respons untuk kasus pembunuhan Khashoggi.

"Kita selalu menutup sebelah mata untuk hal-hal yang terjadi di Arab Saudi," sebut Baer kepada CNN.

Khashoggi (60) yang seorang jurnalis senior ini dibunuh di dalam Konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu. Setelah berulang kali mengubah pernyataan, otoritas Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas dalam pembunuhan berencana. Otoritas Saudi juga menahan 18 orang dan memecat lima pejabat tinggi yang diduga terkait pembunuhan Khashoggi. Namun keberadaan jenazah Khashoggi masih belum terungkap.

Bukti sejumlah rekaman audio yang didapatkan penyidik Turki dan telah diserahkan ke sejumlah negara termasuk AS, mengindikasikan seseorang dengan jabatan senior di Saudi, diduga Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), sebagai sosok yang memerintahkan pembunuhan.

Media ternama AS, New York Times, melaporkan bahwa rekaman audio itu juga menunjukkan salah satu pembunuh Khashoggi menelepon atasannya dan meminta atasannya itu untuk 'memberitahu bos Anda' dan menyatakan 'tugas sudah selesai'.

"Cara Arab Saudi dipimpin saat ini, Mohammed bin Salman adalah seorang autokrat. Dinas keamanan, seluruh negara itu ada di dalam kendalinya," ucap Baer.

Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton telah mengatakan bahwa rekaman audio itu tidak secara konklusif melibatkan MBS. Namun Baer menyebut kecil kemungkinan ada sosok lain di Saudi yang memiliki wewenang untuk memerintahkan operasi semacam itu.

"Saudi tidak pernah melakukan operasi liar. Itu belum pernah terjadi. Kemungkinan bahwa Mohammed bin Salman memerintahkan ini, mencapai 100 persen," cetus Baer. "Pada momen ini, Gedung Putih tidak melihat ada jalan keluar. Arab Saudi bagaikan gunung api yang berupaya dan mendorong Putra Mahkota keluar, kita tidak punya pemain (di Saudi) yang memihak kita, jadi kita tidak tahu apa yang harus dilakukan," imbuhnya.

"Jadi kita memiliki seorang psikopat yang berkuasa di Riyadh mengendalikan negara itu," kata Baer.

"Belum pernah ada pangeran Saudi yang melakukan hal seperti ini dalam sejarah negara itu. Saya pikir apa yang membuat Gedung Putih khawatir adalah negara ini meletus, dan apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tandasnya. [IT/Detik]


 
Comment