Islam Times - AS: Senat Bisa Menghukum Saudi Arabia atas Yaman

IslamTimes - Anggota parlemen AS mengatakan pada hari Selasa (13/11) bahwa Senat mungkin akan melakukan voting dalam beberapa minggu mendatang atas undang-undang untuk menghukum Arab Saudi karena perang berdarah di Yaman dan kematian Jamal Khashoggi, wartawan Saudi, di konsulatnya di Istanbul, Reuters melaporkan.

Menurut ketua Partai Republik dari Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Bob Corker, Senat dapat memberikan suara sebelum akhir tahun pada resolusi yang berusaha untuk memotong semua bantuan ke Arab Saudi selama perang di Yaman.

Dia mengatakan ada kemungkin juga bahwa langkah-langkah untuk mencegah penjualan senjata ke Riyadh akan dibawa ke Senat.

"Senator mencari beberapa cara untuk menunjukkan apa yang telah dilakukkan Arab Saudi terhadp apa yang terjadi, dengan wartawan, tetapi juga kekhawatiran tentang kelanjutan di Yaman," tambah Corker.

Setelah serangan militer Mohammed Bin Salman terhadap Yaman, pembunuhan wartawan terkemuka Arab Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Turki telah menimbulkan kekhawatiran di Kongres tentang pemerintah Riyadh.

"Ini akan sangat sulit, jika penjualan senjata muncul, untuk menjaga agar tidak dibatalkan, setidaknya di Senat," kata Corker.

Corker mengatakan, stafnya telah meminta Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Menteri Pertahanan Jim Mattis dan Direktur CIA Gina Haspel datang ke Capitol segera pada akhir November untuk pengarahan rahasia bagi mengatasi kekhawatiran tentang Yaman dan kematian Khashoggi, kata Reuters.

Partai Republik, yang tetap mengendalikan Senat dalam pemilihan 6 November tetapi kehilangan mayoritas mereka di DPR untuk Demokrat, akan tetap bertanggung jawab atas DPR sampai Kongres baru duduk pada bulan Januari, bagaimanapun, dan voting pada hari Selasa (12/11) untuk menghentikan legislasi di komite yang akan mengakhiri dukungan AS untuk perang di Yaman, tambah Reuters.

"Tindakan nyata dan segera harus diambil oleh Kongres untuk mengakhiri krisis kemanusiaan yang mengerikan ini," kata pemimpin DPR Demokrat Nancy Pelosi, menandakan bahwa hal-hal bisa berubah ketika Demokrat mengambil alih, jika tidak sebelumnya.[IT/r]