0
Monday 11 March 2019 - 23:03

Mahathir Mohammad: "Malaysia Lebih Memihak China Ketimbang AS"

Story Code : 782695
PM Malaysia, Mahathir Muhammad
PM Malaysia, Mahathir Muhammad
Meski demikian, pemimpin Malaysia yang berusia 93 tahun itu juga melukan kritik tajam terhadap investasi China di negaranya, namun diakuinya bahwa China adalah kekuatan ekonomi yang menghadirkan peluang.

Malaysia harus menerima bahwa China dekat dengan kita", katanya kepada South China Morning Post (SCMP) pada Selasa, 11/03/19. "Dan ini adalah pasar yang sangat besar. Kami ingin mendapat manfaat dari peningkatan kekayaan Tiongkok" tegas Mahathir.

Kepada surat kabar itu Mahathir mengatakan, negara Asia Tenggara akan memutuskan bagaimana menangani hubungan dengan China secara mandiri.

"Yah, itu tergantung pada bagaimana mereka berperilaku. Saat ini AS sangat tidak dapat diprediksi mengenai hal-hal yang mereka lakukan," jelas Mahathir kepada SCMP dalam sebuah wawancara di Manila saat melakukan kunjungan resmi ke Philipina.

Menimbang kekhawatiran tentang pengaruh Beijing yang semakin meningkat, Mahathir menegaskan, "Sikap China, tentu saja, adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin pengaruh."

"Tapi sejauh ini China tampaknya tidak ingin membangun sebuah kerajaan. Jadi kita akan tetap menjadi orang bebas," tambahnya, menurut CNBC.

Perdana menteri tertua di dunia itu mengatakan, Beijing akan menggunakan kekuatan ekonominya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan terbaik Tiongkok, - dan mereka tumbuh lebih kaya dan lebih kaya, dan ini adalah ambisi semua negara".

"Dengan kekayaannya, mereka akan berada di posisi yang sama dengan negara-negara Barat di masa lalu," katanya.

Mengenai kontroversi seputar raksasa telekomunikasi China Huawei, Mahathir mengatakan Malaysia sedang "mengawasi dengan cermat."

AS sebelumnya mengutarakan kekhawatiran tentang risiko keamanan yang ditimbulkan oleh Huawei, dan menuduh bahwa peralatan perusahaan itu dapat digunakan oleh pemerintah China untuk spionase. Namun Huawei membantah klaim tersebut.

"Saat ini kami belum menemukan mereka sebagai ancaman terhadap keamanan kami. Belum, mungkin nanti," kata Mahathir. "Tapi kita tidak bisa hanya mengikuti tindakan yang diambil oleh negara lain karena teknologi China tampaknya lebih maju dari teknologi Barat," kata Mahathir.
Comment