0
Tuesday 12 March 2019 - 02:16

Iran Tetap Dapat Menjual Minyak, Meski Mendapat Sanksi AS

Story Code : 782722
Sekretaris Uni Eksportir Produk Minyak Iran, Hamid Hosseini
Sekretaris Uni Eksportir Produk Minyak Iran, Hamid Hosseini
Menurutnya, Tehran harus mencari metode lain yang tidak konvensional untuk tetap bisa menjual minyak mentah.

Dalam sebuah wawancara dengan Tasnimnews pada Ahad, 09/03/19, sekretaris Uni Eksportir Produk Minyak Iran, Hamid Hosseini, mengatakan keringanan sanksi AS untuk importir minyak Iran kemungkinan akan diperpanjang.

"Mengingat situasi saat ini di Venezuela dan tren harga minyak yang relatif meningkat di dunia, tidak mungkin AS untuk tidak akan memperpanjang keringanan bagi delapan negara yang membeli minyak Iran," katanya, "Bahkan jika sanksi keringanan tidak diperpanjang, China dan India tampaknya tidak akan mematuhi sanksi AS terhadap Iran", katanya.

Berbicara kemungkinan peringanan sanksi AS untuk setidaknya bagi empat dari delapan pelanggan minyak Iran dapat diperpanjang, Hosseini mengatakan, jika keringanan tidak tetap ada, Iran masih akan dapat mengekspor minyak dengan menggunakan metode yang berbeda dari sistem penjualan dalam keadaan normal.

Lebih lanjut menunjuk pada metode yang telah diadopsi Venezuela untuk menjual minyak mentahnya di pasar bebas di bawah sanksi asing, Hosseini mengatakan Iran juga harus menemukan cara untuk tetap mengekspor produk minyak mentah dan minyak bahkan jika keringanan sanksi dihentikan.

Dalam sebuah wawancara dengan Tasnim pada bulan Februari, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani mengatakan negara itu telah merancang inisiatif untuk menggagalkan sanksi AS terhadap ekspor minyaknya dan memiliki banyak cara untuk menjual minyak mentahnya.

Medio Januari lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani juga mengatakan ada beberapa pendekatan yang tersedia bagi Iran untuk menjual minyaknya meskipun ada sanksi AS.

"Kami dengan bangga menyiasati sanksi AS," kata presiden.

Pemerintah AS memberlakukan babak baru sanksi terhadap Iran pada November 2018.

Pada bulan Mei tahun lalu, presiden AS menarik negaranya keluar dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), kesepakatan nuklir yang dicapai di Wina pada 2015 setelah bertahun-tahun negosiasi antara Iran dan Grup 5 + 1 (Rusia, China, AS, Inggris, Prancis dan Jerman).

AS kemudian mengumumkan rencana untuk mendorong ekspor minyak Iran ke nol, tetapi mundur dari kebijakannya dan memberikan keringanan kepada setidaknya 8 negara yang mengimpor minyak Iran. [IT]


 
Comment