0
Wednesday 13 March 2019 - 06:00

Rwanda Undang Macron untuk Peringati Genosida yang Dilakukan Prancis

Story Code : 782977
menteri negara Rwanda untuk urusan luar negeri, Olivier Nduhungirehe (therwandan)
menteri negara Rwanda untuk urusan luar negeri, Olivier Nduhungirehe (therwandan)
Kigali (Ibukota Rwanda) bersikeras bahwa Prancis mendukung rezim Hutu dan membantu melatih tentara dan milisi yang melakukan pembunuhan etnis minoritas Tutsi dan Hutu moderat.

"Presiden Macron ... telah diundang ke peringatan 25 tahun genosida 1994," kata menteri negara Rwanda untuk urusan luar negeri, Olivier Nduhungirehe, kepada AFP.

Macron belum mengindikasikan apakah ia akan menghadiri acara yang akan diadakan di ibukota Rwanda itu.

Jika dia menerima, Macron akan menjadi presiden Prancis kedua yang mengunjungi negara itu sejak genosida, yang masih meracuni hubungan kedua negara.

Sebelumnya, Nicolas Sarkozy adalah orang pertama yang mengunjungi Kigali pada Februari 2010, ketika dia mengakui Prancis melakukan "kesalahan serius" tetapi tidak meminta maaf.

Paris secara konsisten membantah keterlibatan dalam pembantaian itu, yang menurut PBB diklaim sekitar 800.000 nyawa hilang dalam 100 hari antara April dan Juli 1994.

Pada bulan Desember, hakim Prancis membatalkan penyelidikan yang sudah berjalan lama tentang pembunuhan mantan presiden Rwanda Juvenal Habyarimana pada April 1994, peristiwa yang memicu pertumpahan darah.

Penyelidikan merupakan sumber ketegangan utama antara kedua negara setelah tujuh orang dekat dengan Presiden Paul Kagame didakwa dalam penyelidikan Perancis. Habyarimana, seorang etnis Hutu, tewas dalam serangan rudal di pesawatnya dekat bandara Kigali.

Hakim pertama yang memimpin penyelidikan Prancis, Jean-Louis Bruguiere, mendukung teori bahwa itu adalah militan Tutsi, bekas pemberontakan yang dipimpin oleh Kagame, Front Patriotik Rwanda (FPR), yang menembak jatuh pesawat.

Namun, komisi Rwanda pada 2009 menemukan bahwa para ekstremis Hutu bertanggung jawab atas pembunuhan Habyarimana.

Kagame telah mengundang Macron untuk mengunjungi Rwanda, ketika ia berada di Paris pada Mei tahun lalu untuk kunjungan pertama seorang kepala negara Rwanda ke Prancis sejak 2011. [IT]


 
Comment