0
Saturday 23 March 2019 - 11:38
OKI di Turki:

Muslim Mendesak Perang Melawan Islamofobia, Mngecam Barat setelah Pembantaian Selandia Baru

Story Code : 784722
Foreign ministers of Muslim countries attend a meeting of the organization of Islamic Cooperation (OIC) in Istanbul..jpg
Foreign ministers of Muslim countries attend a meeting of the organization of Islamic Cooperation (OIC) in Istanbul..jpg
"Serangan teroris di Selandia Baru mewakili gelombang yang sangat berbahaya di Barat yaitu Islamofobia," katanya di Istanbul di mana Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengadakan pertemuan darurat Jumat (22/3).

Beberapa pejabat dan institusi Barat, katanya, membantu dan bersekongkol melakukan kejahatan terhadap Muslim dengan diamnya mereka.

Zarif mengkritik "mereka yang mencegah warga negara Muslim memasuki negara mereka," merujuk kepada Presiden AS Donald Trump dan "mereka yang mencegah penggunaan simbol Islam di negara mereka," yang berarti orang Eropa.

"Sayangnya mereka yang mengklaim mempromosikan kebebasan berpendapat sama-sama menekan kebebasan berekspresi Muslim dan membiarkan segala bentuk penghinaan terhadap Muslim atas nama kebebasan berekspresi," katanya.

"Dan kami melihat konsekuensi dari ini di berbagai bagian Barat," tambah Zarif.

Menteri mengatakan pertemuan darurat OKI di Istanbul datang atas permintaan Iran selama percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pekan lalu setelah pembantaian Selandia Baru.

"Teman-teman Turki kami, mengingat sensitivitas mereka terhadap masalah ini, mengumumkan mengadakan pertemuan menteri ini dalam beberapa jam setelah pembicaraan kami. Ini adalah langkah yang sangat baik yang diambil oleh pemerintah Turki," kata Zarif.

"Pada pertemuan ini, kami berencana untuk mencoba membuat konsensus tidak hanya untuk mengutuk (serangan teroris di Selandia Baru) ini, tetapi juga untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan bagi negara-negara Islam untuk mencegah pengulangan peristiwa seperti itu," katanya.

"Dengan para menteri OKI di Turki; semua mengutuk teror Christchurch yang barbar terhadap Muslim & berusaha untuk bersatu melawan gelombang berbahaya rasisme & Islamofobia di Barat," Zarif tweeted kemudian.[IT/r]
 
Comment