0
Saturday 13 April 2019 - 12:59

Duta Besar Indonesia Berharap, Hubungan Indonesia-Iran Tidak Terganggu Isu Pelabelan Teroris IRGC Oleh AS

Story Code : 788379
Duta Besar Indonesia dan HPI Iran (HPI Iran)
Duta Besar Indonesia dan HPI Iran (HPI Iran)
Namun, pernyataan Donald Trump itu tak lantas membuat Iran bergeming. Tehran menetapkan seluruh Komando Pusat Amerika Serikat (AS) (CENTCOM) sebagai pusat terorisme. Iran menganggap bahwa CENTCOM melakukan berbagai gangguan perdamaian dan merusak stabilitas Asia Barat, Afrika Utara, dan Asia Tengah, dengan memicu perang, baik secara langsung atau tidak langsung melalui agen-agennya seperti Arab Saudi, UEA, dan berbagai kelompok teroris.

Beberapa negara termasuk Turki, Qatar, Jepang, China dan Inggris menolak penyebutan AS terhadap organisasi IRGC sebagai teroris.

Sementara itu, Indonesia melalui Duta Besar Indonesia untuk Tehran dalam sebuah pernyataan mengatakan, Indonesia dengan memegang prinsip kedaulatan setiap negara, tetap menghormati sistem hukum yang berjalan di negara lain. Dan berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Iran tidak terganggu dengan isu tersebut, demikian pernyataan Duta Besar Indonesia untuk Tehran seperti dilansir oleh situs resmi Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) Iran.

Pernyataan itu diutarakan oleh Duta Besar Indonesia untuk Tehran, Bapak Octavino Alimuddin saat wawancara dengan Media HPI Iran pada Kamis, 11/04/19, di Sekretariat HPI Iran, di Qom.

"Masalah kerjasama pertahanan dan kemanan, yang dilakukan oleh Indonesia dan Republik Islam Iran saat ini memasuki lembaran baru, dimana dalam beberapa event, event defense, pejabat Iran ataupun pejabat kementerian pertahanan mereka ikut hadir. Dan kita pun hadir ketika mereka ada penyelengaraan. . ."

“Jadi pada prinsipnya, kalau kita bicara pertahanan keamanan, kita melihatnya adalah kedaulatan satu negara harus kita hormati. Indonesia tidak pernah mencampuri masalah-masalah dalam negeri satu negara dan, kitapun menghormati sistem hukum yang berjalan di negara tersebut”, katanya.

Menurutnya, dalam kontek pertahanan keamanan, Indonesia berharap adanya kerjasama antara kedua negara dalam hal memberantas terorisme dan pengedaran obat-obatan terlarang.

“Yang kita harapkan adalah, pertama kerjasama memberantas terorisme, itu akan atau terus kita lakukan. Apa yang sudah kita tawarkan ataupun yang sudah kita lakukan selama ini akan kita dorong”, tegasnya.

“Indonesia juga melihat, tidak hanya masalah terorisme, tapi juga pengedaran narkoba, inipun satu bidang yang bisa kita dorong.

Duta Besar juga berharap, masalah pelabelan terorisme oleh AS terhadap organisasi IRGC bisa diselesaikan dengan cara dialog dan kedua negara bisa memastikan siapa yang merupakan teroris.

“Kita melihat, kedepannya antara AS dan Republik Islam Iran kita berharap ada semacam dialog, ada semacam upaya untuk memastikan bahwa siapa yang merupakan teroris. Karena bagi seluruh negara memiliki kriteris masing-masing untuk mencantumkan organisasi asing sebagai teroris.

“Dan kita berharap nanti, akan ada kejelasan, tapi yang kami harapkan adalah untuk hubungan bilateral Indonesia-iran ini tidak terganggu oleh isu atau dimasukkannya Garda Revolusi Iran sebagai salah satu didalam list organisasi terorisme internasional”, tegasnya.

Sementara Komandan IRGC Mohammad Ali Jafari dalam komentarnya terkait langkah AS itu, memperingatkan bahwa pelabelan Komando Pusat Amerika Serikat sebagai pusat terorisme AS akan menghilangkan semua keamanan yang dinikmatinya di Asia barat.

“Dengan kebodohan ini, tentara Amerika dan pasukan keamanan tidak lagi tenang hari ini di kawasan Asia Barat,” kata Jafari seperti dikutip Farsnews pada Senin kemarin.

IRGC yang dibentuk pada 1979 adalah organisasi pertahanan dan keamanan yang mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan baik di dalam, maupun luar negeri, termasuk kampanye melawan terorisme. [IT]

Sumber: http://www.hpiiran.com/detail/2019/04/11/duta-besar-indonesia-berharap-hubungan-indonesia-iran-tidak-terganggu-isu-pelabelan-teroris-irgc-oleh-as/
Comment