0
Saturday 11 May 2019 - 09:20

Donald Trump: "Call Me Iran!"

Story Code : 793473
Donald
Donald
"Apa yang ingin saya lihat dengan Iran, saya ingin mereka memanggil saya," kata Trump kepada sekelompok wartawan yang menyemutinya di Gedung Putih, sehari setelah ia menampar-nampar Iran dengan palu godam sanksi baru. Trump, yang tahun lalu menarik keluar kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) antara enam kekuatan dunia dan Iran, tiba-tiba merasa "asik" ingin bercumbu dengan menawarkan kaleng minuman jenis baru kepada Iran.

Ya, di Gedung Putih pada Kamis, 09/05/19, Trump dan orang-orang dekatnya, nampaknya sudah belajar dari sesuatu yang pahit ketika tamparannya kepada Iran, justru berbalik menghantam bibir unggasnya. Hantaman balik yang hujamannya seperti irisan belati komando merobek pinggang. Sebuah tsunami yang gelombang kepahitannya mengkaramkan hati despot terkucil yang mulai ditinggalkan kawan-kawan separit di ujung-ujung kekuasaannya.

"Apa yang seharusnya mereka lakukan adalah memanggilku, duduk. Kita bisa membuat kesepakatan, kesepakatan yang adil ... Dan kami akan membantu mengembalikan mereka ke kondisi prima," kata Trump dengan gigi-gigi gemeretak.

"Mereka harus menelepon!. Jika ya, kami terbuka untuk berbicara dengan mereka. Saya ingin mereka menjadi kuat dan hebat, memiliki ekonomi yang hebat," bual Trump.

Pekan lalu, AS mengerahkan kapal induk USS Abraham Lincoln ke Teluk Persia. Washington berdalih tidak sedang mencari konflik dengan Tehran.

Dalam konferensi pers dadakan di Gedung Putih itu, Trump mengatakan; "Kami memiliki informasi yang tidak ingin Anda ketahui. Mereka sangat mengancam, dan kami harus memiliki keamanan besar untuk negara ini dan di banyak tempat lainnya."

Tuan Trump, bukankah ketika Anda secara sepihak mencaplok al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota Zionis adalah upaya paling nyata menyulut perang dan ancaman? Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel, dan kini Anda aku sebagai wilayah Zionis, apakah ini bukan ancaman keamanan?!

Ketika Trump ditanya apa risiko jika konfrontasi militer dengan Iran, dia katakan, "Kurasa kamu bisa mengatakan itu selalu, kan? Saya tidak ingin mengatakan tidak, tapi semoga itu tidak terjadi. Kami memiliki salah satu kapal paling kuat di dunia, dan kami tidak ingin melakukan apa pun," pungkasnya.

Tak butuh waktu lama usai Trump berbuih, Mike Pompeo mengeluarkan pernyataan tertulis sebagai semen penguat nada kemesraan Trump kepada Iran. Pompeo menunlis puisi pujian kepada orang-orang di Tehran untuk kembali bersama menuju masa depan yang makmur dan mengubah perilakunya selama ini.

Pompeo, sambil memegavonkan puisi tuan Trump yang tak lagi indah berharap, "Kelak, suatu hari nanti bisa bertemu dengan para pemimpin Iran untuk mencapai kesepakatan dan, yang sangat penting, mengambil langkah-langkah untuk memberikan Iran masa depan yang layak". Menjadi herder setia AS!

Ya, Donald Trump! Ia memang biliuner yang hidupnya unggun rimbun arogansi manusia, dalam konteks horison kaca mata pemimpin Iran, dia hanyalah desas-desus! [IT]
Comment