Zarif: Iran Akan Melihat Akhir dari Trump, Bukan Sebaliknya

Pekan lalu, Trump tweeted, "Jika Iran ingin bertarung, itu akan menjadi akhir resmi Iran." Tweet itu datang tanpa alasan, dan merupakan yang terbaru dalam serangkaian pernyataan kasar oleh presiden Amerika Serikat ke-45 terhadap Iran. Pada hari Kamis (23/5), Trump juga menyebut Iran "negara teror."

Ditanya oleh seorang wartawan tentang pernyataan itu pada hari Jumat (24/5), Menteri Luar Negeri Zarif mengatakan mereka mencerminkan sikap Trump yang sebenarnya terhadap rakyat Iran, yang bertentangan dengan klaimnya yang lebih umum bahwa pemerintahannya peduli terhadap rakyat Iran.

Iran telah ada selama ribuan tahun dan akan terus berdiri, katanya, dan sebuah negara yang baru tiba di blok itu tidak memiliki hak untuk berbicara tentang Iran seperti itu.

Zarif mengatakan Trump berusaha untuk memaksakan pandangan politiknya tentang Iran melalui sanksi ekonomi, termasuk dengan sanksi pada makanan dan obat-obatan. Itu adalah terorisme, katanya.
Label "teroris" dengan demikian hanya cocok untuk presiden AS sendiri, katanya.

Trump secara sepihak menarik AS dari kesepakatan multilateral dengan Iran tahun lalu.
Sejak itu, pemerintahannya telah menjatuhkan sanksi kepada negara itu. Presiden AS mengklaim dia ingin kesepakatan lain dengan Republik Islam dan mengatakan dia siap untuk bernegosiasi.

Iran telah menolak prospek pembicaraan dengan Amerika sampai mereka mengubah pendekatannya.[IT/r]