0
Thursday 6 June 2019 - 07:52
Krisis HAM di Prancis:

Amnesty Menuduh Pemerintah Prancis Mengintimidasi Mereka yang Membantu Para Pengungsi

Story Code : 798097
Solidarity with people in exile.jpg
Solidarity with people in exile.jpg
Dalam sebuah laporan baru pada hari Rabu (5/6), kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris mengatakan pihak berwenang terlibat dalam upaya yang disengaja "untuk mengurangi tindakan solidaritas" yang ditawarkan oleh aktivis kepada para pencari suaka dan pengungsi di utara Prancis.

"Pemerintah Prancis telah melecehkan, mengintimidasi dan bahkan menyerang orang-orang yang menawarkan bantuan kemanusiaan dan dukungan lainnya," katanya.

Lisa Maracani, Peneliti Pembela Hak Asasi Manusia Amnesty, juga mengungkapkan bahwa menyediakan makanan bagi yang kelaparan menjadi semakin berisiko di Prancis.

"Menyediakan makanan untuk orang-orang yang kelaparan dan kehangatan bagi para tunawisma telah menjadi kegiatan yang semakin berisiko di Prancis utara, karena pihak berwenang secara teratur menargetkan orang-orang yang menawarkan bantuan kepada para migran dan pengungsi," kata Maracani, menambahkan, "Peran pembela HAM yang menawarkan mereka dukungan sangat penting. "

Beberapa pembela hak asasi manusia mengatakan kepada badan hak asasi manusia bahwa tindakan intimidasi, ancaman penangkapan dan pelecehan telah menjadi "bagian tak terpisahkan dari pekerjaan mereka sehari-hari."

Menurut Amnesty, aktivis telah mengalami insomnia, stres dan kecemasan sementara yang lain menggambarkan dampak penuntutan sebagai melemahkan.

Seorang pekerja kemanusiaan mengatakan bahwa dia dengan paksa didorong hingga jatuh di tanah dan dicekik oleh polisi pada Juni 2018 setelah dia merekam empat petugas mengejar seorang warga negara asing di Calais.

Laporan itu, "Menargetkan Solidaritas," kata para pengungsi tidak memiliki akses reguler ke makanan, air, sanitasi, tempat tinggal atau bantuan hukum dan menjadi sasaran penggusuran, pelecehan, dan kekerasan di tangan polisi.

Kelompok hak asasi terkemuka juga mengatakan bahkan setelah pembongkaran "Hutan" lebih dari 1.200 orang masih tinggal di tenda-tenda dan kamp-kamp informal di daerah sekitar kota pelabuhan Calais.

Prancis pada Oktober 2016 meruntuhkan apa yang disebut kota kumuh "Hutan" di Calais, yang pada puncaknya adalah rumah bagi sekitar 10.000 orang yang berharap untuk pergi dengan truk yang melintasi Selat ke Inggris.[IT/r]
 
Comment